Find Us On Social Media :

Lewat 5 Strategi Ini, Kita Bisa Ubah Perilaku Buruk Anak dalam Seminggu

By Ade Sulaeman, Jumat, 23 September 2016 | 15:30 WIB

Lewat 5 Strategi Ini, Kita Bisa Ubah Perilaku Buruk Anak dalam Seminggu

Intisari-Online.com - Nakal adalah hal yang wajar jika terjadi pada anak. Namun, tentu saja ada batas toleransi dari kenakalan tersebut dimana kita perlu melakukan tindakan untuk mengubahnya.

Berikut ini strategi mengubah perilaku buruk anak dalam waktu satu minggu:

1. Jangan tunjukkan reaksi

“Kesalahan terumum yang dilakukan orangtua adalah merespon kebiasaan buruk anak, karena (bagi anak) perhatian negatif jauh lebih baik daripada tidak sama sekali,” tutur Ed Christophersen, PhD, psikolog anak dari Kansas.

Ketika anak uring-uringan di toko mainan, diam dan bersikaplah tenang tanpa memedulikannya. Kemungkinan besar dia akan menyadari bahwa taktiknya tidak berhasil dan anak akan kembali tenang.

2. Tetap optimis

Jangan marah ketika anak menggerutu karena suatu masalah. Sebagai gantinya, ajak anak untuk berpikir menyelesaikannya.

Robin H-C, pakar keluarga dan penulis Thinking Your Way Happy, mengatakan, bagaimana pun Anda melabeli anak, usahakan bahwa itu adalah sesuatu yang positif sehingga dia memiliki suatu tujuan.

3. Jadilah contoh

Anak-anak tumbuh melihat punggung orangtua. Oleh karena itu, hindari marah pada anak dan jadilah contoh untuk mengoreksi kebiasaan buruk anak.

“Jika anak Anda suka mengeluh dan mengomel, Anda harus menjadi contoh bagi mereka,” ucap Jayne Bellando, PhD, seorang psikolog anak dari Arkansas Children’s Hospital.

4. Akui perasaan anak saat dia melakukan kebiasaan buruknya

“Ada alasan mengapa anak Anda uring-uringan,” ungkap Gary M. Unruh, penulis Unleashing the Power of Parental Love.

Mungkin ketika Anda kecil, kemarahan orangtua bisa membuat anak diam dan langsung berhenti. Namun, hal ini tidak bisa diterapkan pada anak Anda. Sebab, hal ini hanya mengajarkan mereka rasa takut dan bukan penjelasan dari kebiasaan buruk mereka.

Unruh mengatakan, ketika Anda menjelaskan pada anak bahwa apa yang mereka perbuat salah, anak akan mengerti dan merespon positif.

Oleh karena itu, Anda harus menunjuk pada perasaan yang membuat mereka melakukan hal tersebut dan memberi hukuman yang pantas dan adil.

5. Buat peraturan yang konsisten

Anak-anak akan bersikap lebih baik bila mereka tahu hukuman yang menanti.

“Anda harus konsisten, buat ekspektasi mudah dipahami, dan hindari ikut marah,” ujar Bertie Bregman, MD, ketua pengobatan keluarga di New York Presbyterian Hospital.

(Shierine Wangsa Wibawa/kompas.com)