Find Us On Social Media :

Sok Sangar Didukung Militer Israel Plus NATO, Negara Kecil Ini Nekat Gempur Wilayah yang Didukung Oleh Rusia, Tapi Endingnya Malah Gagal Total Juga Rugi Besar

By Afif Khoirul M, Kamis, 17 Februari 2022 | 13:17 WIB

Bentrokan militer Georgia dengan Rusia, di Osetia Selatan.

Pada tahun 2008, mengambil keuntungan dari kesempatan ketika Presiden AS George W. Bush (Bush yang lebih muda) membuka kemungkinan untuk membantu Georgia bergabung dengan NATO dan Uni Eropa (UE).

Saakashvili bertekad untuk mendapatkan kembali Ossetia Selatan dengan paksa untuk membuktikan, potensi militer nasional.

Meskipun ada peringatan dari Rusia, mulai pertengahan 2008, Georgia terus meningkatkan pasukannya ke Ossetia Selatan.

Pada tanggal 1 Agustus 2008, tentara Georgia dan pasukan militer Ossetia Selatan pecah dalam konflik.

Orang-orang Ossetia Selatan dengan cepat dievakuasi ke wilayah Rusia.

Moskow memperingatkan intervensi militer jika Rusia dan pasukan penjaga perdamaian Rusia di Ossetia Selatan diserang.

Baca Juga: Pantas Ukraina Hingga NATO Mengutuk Upaya Rusia Untuk Merebut Kembali Ukraina, Terungkap Alasan Vladimir Putin Ngotot Rebut Ukraina, Ternyata Masih Tak Terima dengan Hal Ini

Baca Juga: Bakalan Gawat Jika Digunakan Rusia untuk Perang Melawan Ukraina, Terkuak Inilah Senjata Bawah Air Rusia yang Berukuran Raksasa namun Sulit Terdeteksi Radar

Menurut Sejarah, pada tanggal 7 Agustus 2008, Presiden Saakashvili memberikan pidato kepada semua orang Georgia, bersumpah untuk mendapatkan kembali Ossetia Selatan dan Abkhazia.

Saat fajar pada 8 Agustus, pasukan Georgia secara besar-besaran memasuki dan mengepung Tskhinvali, ibu kota Ossetia Selatan.

Pada siang hari di hari yang sama, tentara Georgia dan pasukan khusus telah merebut sebagian besar posisi kunci di Tskhinvali.