Find Us On Social Media :

Kisah Kopi Instan di Awal '90-an (1): 'Diminum Roh Leluhur'

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 20 September 2016 | 08:30 WIB

Kisah Kopi Instan di Awal '90-an (1): 'Diminum Roh Leluhur'

"Diminum roh leluhur," komentar mbah saya yang tidak mau tahu tentang peristiwa air memuai dan menyusut, karena perbedaan suhu.

Kalau kita memakai kopi bubuk hasil penggilingan biji kopi (dulu malah bubuk hasil tumbukan dalam lumpang besi), maka di samping serbuk halus yang bisa larut dalam air panas dan bisa habis kita minum, masih lumayan juga banyaknya butiran kopi yang lebih kasar. Ini tidak mau larut, sehingga menyisa.

Dengan diciptakannya penggiling listrik yang dilengkapi penyaring halus, butiran kasar yang bisa menyisa ini makin sedikit. Dengan diciptakannya kopi instant, sama sekali tidak ada kopi yarig menyisa lagi, karena tidak ada butiran kasar yang nebeng.

- bersambung -