Penulis
Intisari-Online.com - Sebuah rekaman video viral di media sosial.
Rekaman video itudiduga menunjukkan momen jet tempur F-35 milik Amerika Serikat (AS) jauh ke Laut China Selatan.
Daricuplikan CCTV itu, tampak jet tempuryang sangat canggih itu mengalami pendaratan darurat di laut.
Namun apakah video ini asli atau tidak belum dikonfirmasi.
Selain itu, Angkatan Udara AS juga belum bisa memberikan jawabannya.
"Setidaknya salah satu perlengkapan pendaratan utamanya alami masalah sebelum pesawat jet itu jatuh ke dalam air."
Personil di atas kapal USS Carl Vinson bereaksi dengan cepat dengan kejadian itu.
Penggunaan zat anti api memainkan peran penting dalam menghentikan situasi agar tidak berubah menjadi bencana.
Tyler Rogoway, seorang ahli intelijen penerbangan memuji kru untuk menyelamatkan jet tempur itu.
"Benar-benar pekerjaan yang luar biasa di sini," kataRogoway seperti dilansir dariexpress.co.uk pada Jumat (11/2/2022).
"Jelas sekali pelatihan mereka siap untukmengatasi masalahdengan baik."
Setelah pendaratan yang bermasalah, pesawat itu muncul untuk menyelinap dari ujung landasan pacu kapal dan ke laut.
"Tujuh pelaut terluka dalam acara ini."
"Tetapi melihat video ini, itu sangat menakjubkan bahwa semua orang selamat dari cedera awal mereka."
Hanya saja jatuhnya jet tempur F-35 milik AS ini langsung membuat negara lain heboh.
Mengingatjet tempur F-35 milik AS merupakan jet tempur tercanggih di dunia saat ini.
Selain itu, F-35 juga merupakan jet tempur termahal di dunia.
Masalah jatuhnyajet tempur F-35 ini bisa membuat China di atas angin.
Dengan pesawat di bagian bawah laut di perairan internasional, perlombaan akan memulihkan peralatan yang sangat rahasia dan sensitif di atas kapal.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan: "Kami tentu sadar akan nilai F-35 dalam setiap hal."
"Dan ketika kami terus mencoba pemulihan pesawat."
"Kami akan melakukannya denganbaik dan menjamin keselamatan semua kru."
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan pemerintah China tidak memiliki ambisi untuk menemukan pesawat yang jatuh.
"Ini bukan pertama kalinya AS mengalami kecelakaan di Laut China Selatan," tegas Lijian.
"Kami tidak tertarik pada pesawat mereka."
"Kami mendesak negara yang bersangkutan untuk melakukan hal-hal yang kondusif untuk perdamaian dan stabilitas regional, daripada otot fleksibel di wilayah tersebut," tutupnya.