Bak Dibiarkan Dihantam Salah Satu Kekuatan Alam Terbesar di Bumi, Inilah Akhir Kelam Anak-anak dalam Ritual Suku Inca, Usai 3 Tahun 'Disiapkan'

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com -Suku Inca merupakan kelompok bangsa Indian dari Amerika Selatan yang muncul pertama kali di wilayah pegunungan Andes pada abad ke-12.

Sejak saat itu, Suku Inca mendirikan kekaisaran dan secara bertahap membangun peradaban.

Suku Inca sangat erat kaitannya dengan gunung berapi, sambaran petir, ritual pengorbanan anak, dan dewa.

Jejak ritual pengorbanan anak suku Inca ditemukan dari penemuan kerangka.

Para ahli bioarkeologi telah mempelajari kerangka korban ritual pengorbanan anak berusia 500 tahun yang ditemukan di puncak gunung berapi Ampato serta Andes.

Science in Poland (PAP), outlet resmi pemerintah Polandia, melaporkan hasil penelitian mereka yang menunjukkan bahwa sejumlah korban ritual ternyata terkena sambaran petir.

Para peneliti mengatakan bahwa hal ini bukanlah kebetulan.

Tubuh anak-anak ini kemungkinan sengaja dibawa ke gunung setelah mereka dikorbankan.

Baca Juga: Tak Kalah dari Mesir Kuno, Suku Pegunungan Tersembunyi di Papua Ini Memumikan Nenek Moyang Mereka dengan Asap hingga Awet selama Ratusan Tahun

Baca Juga: Tak Mengenal Ilmu Medis, Siapa Sangka Wanita di Suku Pedalaman Afrika ini Justru Bisa Melahirkan Bak Orang Buang Air Besar, Padahal Orang Modern Setengah Mati untuk Melahirkan

Suku Inca meletakkan para korban di atas lempengan batu dan dibiarkan tersambar petir.

Mereka menganggap, jika anak-anak yang menjadi korban disambar petir, dewa-dewa akan senang.

Dagmara Socha, ahli bioarkeologi dari Center for Andean Studies, University of Warsaw mengatakan, "Suku Inca menganggap, seseorang yang disambar petir menerima kehormatan besar karena dewa menunjukkan ketertarikan padanya."

Bukan tanpa alasan Suku Inca meletakkan korban ritual di puncak gunung Andes.

Puncak gunung Andes memang dikenal sebagai tempat suci bagi suku Inca dan berkaitan erat dengan dewa-dewa mereka, termasuk dewa cuaca, Illapa.

Socha mengatakan, ritual pengorbanan anak berhubungan dengan Illapa.

Petir dan anak-anak digunakan sebagai perantara antara dewa dan orang-orang di Bumi.

Socha menambahkan, "Menurut suku Inca, anak-anak sangat suci dan belum memiliki pikiran jahat. Inilah yang membuat mereka akhirnya dipersembahkan dalam ritual–dianggap lebih mudah menyentuh hati dewa."

Baca Juga: Tragedi Seperti Perang Vietnam Bisa Terjadi di Eropa, Terkuak Skenario Rahasia Militer AS Untuk Perang dengan Rusia di Ukraina, Jika Hal Ini Terjadi

Baca Juga: Bawang Putih Obat Biduran Sudahkah Anda Coba? Begini Caranya

Tak hanya detail mengerikan ini, penelitian terbaru tersebut juga memaparkan informasi lain tentang ritual pengorbanan anak.

Gigi anak perempuan yang ditemukan menunjukkan perubahan nyata pada struktur enamelnya.

Hal ini membuktikan bahwa ia mengalami kelaparan sebelum meninggal.

Atau bisa juga ia mengalami stres ekstrem saat balita.

Socha menjelaskan, "Saya rasa anak ini diambil dari orangtuanya, kemudian dibawa ke Cuzco, ibu kota Kekaisaran Inca. Ia lalu dipersiapkan selama tiga tahun sebelum dikorbankan di puncak gunung berapi."

Sisa-sisa korban ritual tersebut telah diawetkan.

Namun, jaringan lunak dan pakaian para korban tidak bertahan lama karena telah terbakar petir.

Baca Juga: Kekasihnya di Ranjang Datang dan Pergi Silih Berganti, Inilah Kekasih Catherine The Great Penguasa Rusia yang Konon Punya Nafsu Bagaikan Gajah dan Jadi Kisah Perselingkuhan Terbesar Dalam Sejarah

Baca Juga: Terjerembap Malu Usai Masuk Daftar Negara Termiskin Sejagat, Timor Leste Kini Justru Tiba-tiba 'Hilang' dari Daftar 'Memalukan' Tersebut, Kok Bisa?

Artikel Terkait