Find Us On Social Media :

Lorong Masa: Kita Sanggup Menjadi Negara Bulutangkis Terkuat (3)

By Rusman Nurjaman, Selasa, 20 Agustus 2013 | 17:00 WIB

Lorong Masa: Kita Sanggup Menjadi Negara Bulutangkis Terkuat (3)

Siapakah di antara mereka yang akan keluar sebagai juara babak interzona menjadi penantang Indonesia?

Dugaan umum condong pada Malaysia dengan pemain-pemain terkuat sedunianya, Tan Aik Huang dan pasangan gandanya, Ng Boon Bee/Tan Jee Khan.

Sampai kini Malaysia menurunkan empat pemain singel-nya di berbagai gelanggan turnamen internasional, di kualifikasi zona Thomas Cup, Tan Aik Huang, Yew Cheng Hoe, dan Teh Kew San, di Asian Games, di Bangkok, Tan Jee Khan sebagai pemain ketiga mengisi tempat yang kosong karena Aik Huang tidak diturutsertakan.

Kalau latihan-latihan di Pelatnas berjalan menurut apa yang kita harapkan, maka Tjin Siang pastilah dapat mengalahkan tiga dari keempat pemain tadi. Beberapa kali sudah ia harus mengakui keunggulannnya Aik Huang, walaupun kemungkinan untuk kali ini menang tetap ada. Tetapi, kalau Joe Hok berhasil menemukan bentuknya maka ia dapat mengunggulkan diri terhadap keempat pemain Malaysia itu, termasuk Tan Aik Huang, juara empat benua. Di Bangkok Wong Pek Shen telah memberikan perlawanan hebat pada Teh Kew San, dan Yew Cheng Hoe, sedang Rudy Njoo mengalahkan Tan Jee Khan.

Siapapun yang kelak akan berhasil sampai ke babak challenge round, kita mempunyai peluang cukup besar untuk dapat menghalaukan penantangnya.   

Bahan pemain di Pelatnas untuk membentuk regu Thomas Cup yang sekuat-kuatnya dalam keadaan perbulutangkisan kita pada waktu ini tidak bisa lebih baik. Soalnya, kelak ialah bagaimana penggemblengannya, penelitian dan pemupukannya, dalam jangka waktu yang singkat ini. Kiranya, untuk membawa pemain-pemain terbaik kita pada puncak kemampuannya justru pada saat-saatnya diperlukan tidak hanya tergantung pada latihan-latihannya secara “Spartaans” semata-mata, kegairahan bermain, bertanding dalam olahraganya, “bulutangkis”, harus tetap dipelihara, bahkan ditingkatkan menuju ke titik kulminasinya yang diarahkan.

Dan, penting kiranya juga bagi mereka yang bersangkutan dalam perjuangan Thomas Cup ini, hendaknya kita memberikan iklim yang sebaik-baiknya untuk berlatih, melatih dan memimpin. Kalau olahraga diintegrasikan ke dalam politik negara, hal itu kurang menguntungkan bagi olahraganya sendiri. Maka kalau kita berpolitik di dalam olahraga hal ini akan pula menghambat kemajuan peningkatan prestasi.

(Selesai)