Find Us On Social Media :

Lorong Masa: Kita Sanggup Menjadi Negara Bulutangkis Terkuat (3)

By Rusman Nurjaman, Selasa, 20 Agustus 2013 | 17:00 WIB

Lorong Masa: Kita Sanggup Menjadi Negara Bulutangkis Terkuat (3)

Intisari-Online.com  - Keberhasilan tim bulutangkis Indonesia dalam kejuaraan dunia di Guangzhou, Cina, kemarin, seakan kembali menorehkan asa bagi perbulutangkisan kita. Hal ini mengingatkan kita akan masa-masa kejayaan tim bulutangkis Indonesia di arena turnamen internasional, seperti yang pernah diulas dalam Intisari tahun 1967 berikut ini.

Keadaan tiga tahun kemudian tidak lebih baik dari pada masa pra-1958. Ferry adalah satu-satunya pemain yang dapat mempertahankan bentuk permainannya dengan baik, walaupun kesempatan latihan di Belanda kurang memaskan. Namun kesempatan bertanding dalam turnamen-turnamen penting di Eropa banyak sekali. Joe Hok, kurang beruntung di Amerika Serikat. Tempat tinggalnya jauh dari pusat-pusat perbulutangkisan di negara itu. Kawan-kawan latihannya jauh di bawah kekuatannya. Di tanah air latihan-latihan berpusat belum demikian terasa dan jauh dari sempurna.

Dengan regu 1958 kita masih berhasil mengalahkan penantang dari Thailand, walaupun berbagai hal telah memberikan peruntungan kepada kita. Di antaranya berlangsungnya  babak interzona dan challenge round di rumah sendiri dengan official, penjaga garis, wasit-wasitnya orang sendiri. Dan tidak terlupakan dukungan moril kepada pemain kita dari masyarakat maupun dari para penonton.

Dukungan publik itulah yang mempunyai saham besar dalam berhasilnya regu kita di gelanggang Thomas cup di Tokyo tahun 1964 Support, yang menghebohkan dunia perbulutangkisan. Namun diakui umum, bahwa pemain-pemain kita waktu itu bermain cemerlang. Debut Ang Tjin Siang menggemparkan dunia, bertahannya Ferry sebagai pemain veteran mengagumkan, kegigihan Joe Hok masih mengesankan.

Kini bagaimanakah kita sebenarnya?

Peluang kita kali ini tidak sekecil yang banyak orang duga, tetapi tidak dapat dikatakan besar juga. Kalau kita mau aman dalam penilaian kita, katakan sajalah, bahwa kita mempunyai peluang fifty-fifty. Yang penting adalah bahwa kita masih mempunyai “kans” untuk menang.

Pemusatan latihan untuk Thomas Cup telah dibuka belum lama berselang. Dua belas orang pemain telah memasuki masa penggemblengan. Di antaranya pemain-pemain old crack Ferry Souneville, Eddy Jusuf, Tan Joe Hok, dan Tan King Gwan. Tergolong yang lebih muda adalah Ang Tjin Siang, Unang dan Wong Pek Shen dan Tjoa Tjong Boan, sedang Rudy Joo, Tjia Kian Sin, Tjong Kin Njan, Tan Leng How, merupakan “pendatang-pendatang” baru.

Pemain terkuat kita pada saat ini adalah Ang Tjin Siang. Hal ini tidak dapat disangsikan lagi. Namun, pada saat kelak regu kita siap untuk menghadapi penantang Thomas Cup ada kemungkinan Tan Joe Hok sudah menemukan kembali bentuknya, maka tidak mustahil bahwa ialah yang akan menduduki posisi pertama pemain tunggal kita.

Demikianlah kita mempunyai dua pemain tunggal, yang dapat kita percayakan tugas berat itu, Tjin Siang dan Joe Hok. Ferry kini bertekad bulat untuk membentuk dirinya kembali, hal yang kita anggap sangat mungkin terjadi. Kiranya di antara pemain-pemain muda pun terdapat pemain-pemain yang dapat diikutsertakan dalam memilih pemain tunggal yang ketiga, seperti Wong Pek Shen, Rudy Njoo, yang tahun lalu bertanding sangat mengesankan di berbagai kejuaraan di Malaysia.

Tugas yang berat bagi Pimpinan Pelatnas, khususnya komisi teknik penyusunan regu, adalah mendapatkan dua pasangan dobel yang dapat kita andalkan benar-benar. Pasangan Thomas Cup 1964, Tan King Gwan/Unang masih belum “selesai”. Kemungkinan-kemungkinan lain masih ada, King Gwan dengan orang lain atau sebaliknya Unang dengan orang lain. Di Bangkok baru-baru ini dua-duanya pasangan kita dikalahkan oleh kedua pasangan Malaysia.

Pada bulan Juni nanti, negara-negara yang pasti datang ke Jakarta adalah Jepang, juara zona Australia, Malaysia juara zona Asia, juara zona Eropa Denmark tentunya, dan juara zona Amerika, kemungkinan besar Amerika Serikat lagi, karena Thailand telah mengundurkan diri dari kompetisi.