Penulis
Intisari-Online.com - Heboh sebuah video memperlihatkan seorang pendemo menaiki Maung (macan) Lodaya atau patung macan kumbang hitam di Mapolda Jabar.
Aksi demo yang terjadi pada Kamis (27/01/2022), dipicu ketidakpuasan Ormas GMBI terhadap penanganan kasus pembunuhan anggota GMBI di Karawang pada November 2021.
Peristiwa itu berujung ricuh dan mengakibatkan sejumlah fasilitas publik rusak.
Usai kejadian, polisi mengamankan 725 orang anggota ormas yang diduga terlibat kericuhan.
Polisi pun melakukan penggerebekan dan berhasil menangkap salah seorang pendemo yang kedapatan menaiki Maung Lodaya.
"Pelaku yang naik patung Macan Lodaya sudah ditangkap," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar Komisaris Besar Arief Rachman, dikutip Kompas.com (28/01/2022).
Bikin gempar Mapolda Jabar usai dinaiki pendemo, ternyata Macan Lodaya bukan sembarang macan.
Khususnya bagi masyarakat Jawa Barat, Macan Lodaya begitu melegenda dan terkait dengan sosok penguasa Sunda Prabu Siliwangi.
Macan Lodaya disebut merupakan makhluk setia yang selalui menemani Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi.
Bahkan, Gunung Hejo yang dipercaya menjadi petilasan Prabu Siliwangi, konon dijaga oleh sosok Macan Lodaya yang setia ini.
Tetapi, disebut hanya orang dengan kepekaan supranatural saja yang mampu merasakan keberadaan Macan Lodaya di Gunung Hejo.
Gunung Hejo tersebut terletak di kilometer 97 Tol Cipularang, adalah petilasan Prabu Siliwangi untuk bertapa dan melakukan meditasi.
Seperti yang diungkapkan Om Hao dalam kanal YouTube Kisah Tanah Jawa, meski sosok tersebut masih simpang siur, tetapi dari penglihatan mata batinnya, Macan Lodaya adalah sosok besar yang setia.
“Dan secara energi spiritual, ada harimau besar berdiri di sini sekarang. Sosok macan secara nyata dan memiliki energi metafisik tak kasat mata,” tuturnya.
“Ukurannya berbeda dengan macan yang biasa, dia dua kali ukurannya. Besar banget, macan putih,” sambungnya.
Menurut legenda Kerajaan Pajajaran, Macan Lodaya memang memiliki keunikan yang tidak ditemukan pada macan lainnya.
Selain tubuhnya yang besar, menurut Om Hao, sosok Macan Lodaya tidak menginjakkan kakinya di tanah saat berlari.
“Saya lihat Macan Lodaya menjadi tunggangan Eyang Prabu Siliwangi dan macan ini tidak serta merta jalan di tanah, tapi juga bisa melayang gitu,” ucapnya.
Bukan hanya Macan Lodaya saja, di petilasan Prabu Siliwangi di Gunung Hejo juga disebut ada sosok astral lain, yaitu sosok yang memakai baju serba putih, sorban putih, dan jenggot putih.
Bersama Macan Lodaya, sosok tersebut juga dikatakan bertugas menjaga area petilasan Prabu Siliwangi.
(*)