Find Us On Social Media :

Kisah Rakyat yang Menipu Raja

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 31 Agustus 2016 | 18:30 WIB

Kisah Rakyat yang Menipu Raja

Anjas meletakkan roti di sakunya dengan cepat dan menjawab. “Enam belas koin emas, Tuanku.” Raja melanjutkan lagi hingga sore hari.

Ketika Anjas mencoba untuk makan rotinya, raja selalu bertanya padanya. Pada malam terakhir, Anjas tidak bisa berdiri. Ia begitu lapar dan lelah. Ketika pesta usai, Anjas berlari ke dapur, tapi daput terkunci, dan ia hanya punya sepotong kecil roti untuk dimakan. Ia pun makan itu dan pergi ke kamarnya. Tapi ia tidak bisa tidur. Ia sangat lapar.

Lalu, ia berlari ke kamar raja. Ia mengetuk pintu. Raja bertanya dengan marah, “Siapa yang mengetuk pintu kamar malam-malam begini?”

“Oh, Tuanku,” kata Anjas. “Saya minta maaf, tapi saya harus memberitahu Anda bahwa saya tidak membeli keledai saya di Tripoli, tapi di Benghazi.”

Raja mengucapkan terima kasih dan menyuruhnya pergi.

Beberapa menit kemudian Anjas mengetuk pintu lagi. "Oh, Tuanku, tapi saya katakan bohong sore ini. Saya tidak membayar enam belas koin emas untuk keledai. Saya membayar dua puluh koin emas untuk itu." "Oh, tolol," teriak raja marah. "Aku akan memotong kepalamu untuk cerita konyol tentang keledai dan memberikan tubuh Anda ke serigala!" Anjas mendengarkan raja dan tersenyum, “Oh ya? Saya tahu tapi sebelum saya mati mungkin saya bisa mengatakan keinginan terakhir saya. Hanya satu keinginan.”

"Apa keinginan terakhirmu?" tanya raja. "Keinginan terakhir saya adalah memiliki makan malam yang lezat." Raja mengerti segalanya. Dia tertawa dan menyuruh para pelayan untuk membawakan makanan yang terbaik ke kamarnya. Ia duduk di meja dengan Anjas. Mereka makan dan tertawa sampai pagi datang. Setelah itu Anjas hidup tidak pernah tanpa makanan. Dan dia selalu senang.