Kini Menjadi Pulau Terpadat di Indonesia, Sebenarnya Dari Mana Orang-orang Jawa Berasal, Penelusuran Ini Ungkap Kedatangan Manusia Pertama Kali di Pulau Jawa

Khaerunisa

Penulis

Ilustrasi Suku Jawa.

Intisari-Online.com - Suku Jawa merupakan salah satu suku dengan populasi terbanyak di Indonesia.

Sensus Penduduk 2010 BPS menyebutkan jumlah populasi Suku Jawa mencapai 95.217.022 jiwa.Angka tersebut mewakili 40,22 persen jumlah penduduk Indonesia.

Dalam data BPS, Suku Jawa didefinisikan sebagai gabungan dari Suku Jawa itu sendiri, lalu Suku Osing, Tengger, Samin, Bawean/Boyan, Naga, Nagaring, dan suku lain di Pulau Jawa.

Suku Jawa mendiami Pulau Jawa, meski ada pula sebagian yang hidup di tempat lain di Indonesia.

Menjadi tempat tinggal Suku Jawa, Pulau Jawa sendiri adalah pulau terpadat di Indonesia.

Bahkan, populasi Pulau Jawa disebut lebih banyak dari beberapa negara di dunia.

Suku bangsa Jawa termasuk dalam kategori pertumbuhan pesat dalam pembangunan.

Hal itu dapat dibuktikan melalui peninggalan kerajaan-kerajaan besar di Jawa, dan masih dapat dilihat sampai sekarang, seperti candi Borobudur, Prambanan, Mendut, dan lainnya.

Baca Juga: Inilah 6 Neptu Weton Pasangan yang Menurut Perhitungan Primbon Jawa Diramalkan Akan Kaya Setelah Menikah, Coba Cek Weton Anda dan Pasangan!

Baca Juga: Jika di Indonesia Diburu untuk Dijual oleh Warga Lokal, Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Malah Tersimpan dengan Aman di Negara Bekas Wilayah Kekuasaan Sriwijaya Ini

Suku Jawa juga dikenal dengan berbagai keunikannya, dari budaya, bahasa, busana, hingga kulinernya.

Kini merupakan populasi terbesar di Indonesia, dari mana orang Jawa berasal?

Mengenai hal itu, rupanya ada berbagai pendapat.

Ada yang meyakini bahwa Suku Jawa merupakan penduduk asli, ada pula yang mengatakan suku ini adalah pendatang.

Melansir thesmedia.id, asal-usul orang Jawa dapat ditelusuri melalui sejumlah teori yang menjelaskan hal tersebut.

Pendapat bahwa orang Jawa adalah penduduk asli dijelaskan melalui penemuan Eugene Dubois.

Menurut arkeolog, Eugene Dubois menemukan fosil manusia purba jenis Homo erectus.

Fosil tersebut ditemukan di Trinil pada tahun 1891. Kemudian ia membuat perbandingan antara DNA fosil purba tersebut dengan suku Jawa saat ini.

Baca Juga: Padahal Asia Tenggara Saja Takluk di Tangan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan India Ini Mampu Pecundangi Sriwijaya, Terkuak Inilah Dahsyatnya Pertempuran Dinasti Chola dan Sriwijaya

Baca Juga: Skandal Ratu Denmark dengan Dokter Pribadi Suaminya, Bermula dari ‘Sakit Jiwa’ Sang Raja Christian VII yang Memiliki ‘Kepuasan’ Aneh dalam Hal Berhubungan Intim, Hingga Kisah Cinta Berujung Maut

Alhasil, DNA tak punya banyak perbedaan dengan orang Jawa saat ini.

Bukti tersebut semakin kuat dengan ditemukannya fosil manusia purba jenis Pithecanthropus erectus.

Sehingga, para arkeolog percaya bahwa suku Jawa berasal dari penduduk asli.

Sementara itu, Von Hein Geldern memberikan bukti sebaliknya, bahwa suku Jawa adalah pendatang.

Menurutnya, telah terjadi migrasi penduduk dari daerah Tionghoa (Yunan) ke Nusantara.

Migrasi tersebut sudah ada sejak zaman neolitikum 2000 SM, sampai zaman perunggu 500 SM, secara besar-besaran menggunakan perahu cadik.

Pendapat senada diungkapkan Dr H. Kern melalui penelitiannya.

Berdasarkan penelitiannya pada tahun 1899, bahasa-bahasa daerah di Indonesia memiliki kemiripan, dan Kern menyimpulkan bahwa bahasa-bahasa tersebut memiliki akar dari rumpun yang sama, yaitu Austronesia.

Baca Juga: Lima Web Satanic yang Seharusnya Tidak Anda Buka, Nomor 5 Bikin Anda Sesat!

Baca Juga: Berumur 5.500 Tahun, Ditemukan Artefak Tabung Emas dan Perak, Kemungkinan Adalah Sedotan Minuman yang Digunakan Orang Kuno untuk Menyesap Bir dalam Bejana Besar Bersama-sama

Ada bukti melalui tulisan India kuno dan keraton Malang, disebutkan bahwa jika beberapa pulau di Nusantara, termasuk pulau Jawa, bergabung dengan daratan Asia dan Australia.

Namun, saat itu terjadi bencana ketika permukaan air laut naik. Hal ini memisahkan Pulau Jawa dengan beberapa pulau lainnya.

Sementara itu, tulisan kuno lainnya menyebutkan jika Aji Saka, seorang musafir yang pertama kali datang ke daratan Pulau Jawa dan menetap di sana bersama para pengikutnya menjadikan mereka sebagai nenek moyang orang Jawa.

Ada pula sebuah surat kuno dari keraton Malang, mengungkapkan asal-usul orang Jawa berasal dari kerajaan Turki pada tahun 450 SM.

Disebut bahwa pada saat itu Raja Rum, raja Turki, mengirim penduduknya untuk membersihkan tanah di pulau kekuasaannya yang tidak berpenghuni. Namun, karena gangguan dari binatang buas, banyak penduduk yang sangat menderita sehingga mereka kembali ke negara asalnya.

Kemudian, pada 350 SM, raja mengirim penduduk untuk kedua kalinya. Migrasi ini membawa 20.000 pria dan 20.000 wanita dari Coromandel.

Saat itu, warga sangat senang karena di pulau itu terdapat banyak makanan dan tanaman yang subur bernama tanaman Jawi.

Keberadaan tanaman itu pula yang disebut menjadikan mereka menamainya Pulau Jawi.

Baca Juga: Dipertanyakan Warga Seantero Indonesia Usai Kecelakaan Maut di Balikpapan, Nyatanya Selama Ini Kita Salah Sangka pada Uji KIR, Bukan Singkatan!

Baca Juga: Istrinya Sama Seperti Messalina yang Kencani Banyak Pria, Raja Ferdinand Malah Biarkan Ratu Marie Selingkuh dengan Pria Lain Meski Sudah Mengetahuinya, Mengapa?

(*)

Artikel Terkait