Penulis
Intisari-Online.com - Kung Fu Shaolin adalah salah satu bentuk seni bela diri tertua di Tiongkok.
Sebagai bagian dari ordo keagamaan, para biksu Shaolin ditekan oleh Komunis Tiongkok selama Revolusi Kebudayaan Mao Zedong.
Kuil mereka sebagian besar hancur dan dibiarkan begitu saja selama bertahun-tahun.
Tetapi ketika Jet Li membuat “Shaolin Shi,” kuil itu dibangun kembali dan pendapatan pariwisata masuk saat Kung Fu bangkit kembali.
Berikut adalah beberapa hal yang mungkin belum Anda ketahui tentang Kung Fu dan para biksu elit Shaolin.
1. Pendiri Kung Fu Shaolin berasal dari India
Legenda mengatakan bahwa pendiri ordo Shaolin, seorang biksu Buddha dari India bernama Bodhidharma.
Dia menghabiskan sembilan tahun bermeditasi di sebuah gua dekat biaranya.
Baca Juga: Nenek 94 Tahun yang Jago Kung Fu Ini Punya Resep Menjaga Kesehatan yang Tak Terduga
Baca Juga: Ri Ri, Kung Fu Panda di Dunia Nyata
Konon agar biksu ini tidak tertidur, dia memotong kelopak matanya dan melemparkannya ke tanah.
Teh Hijau mulai tumbuh dari tempatnya bermeditasi, sehingga sekarang para biksu Buddha menggunakan teh hijau untuk mempertahankan fokus mereka selama meditasi.
2. Kung Fu dipelajari dalam "Kwoon"
Kata “dojo” digunakan untuk tempat-tempat yang mengajarkan seni bela diri Jepang, seperti Aikido.
Saat memasuki kwoon, membungkuklah pada sudut 45 derajat dengan tangan di dada — tangan kanan mengepal, dan telapak tangan kiri terbuka.
Ini mewakili yin dan yang dan bahwa hati Anda damai.
3. Praktisi Kung Fu memakai seragam yang berbeda
Sekali lagi, sebagian besar tampilan gi longgar dan ikat pinggang berwarna berasal dari praktik Jepang.
Baca Juga: Abbas Alizada: 'Murid jarak jauh' Bruce Lee
Baca Juga: Abbas Alizada: Bruce Lee dari Afganistan
Kung Fu China tradisional tidak menggunakan sabuk berwarna (meskipun beberapa guru Barat mungkin menggunakannya sebagai alat pengajaran).
Kung Fu China menggunakan seragam yang ketat di mata kaki dan terkadang bahkan di pergelangan tangan.
4. Biksu Shaolin paling elit adalah 'manusia serigala'
Pada akhir abad ke-19 hiduplah seorang biksu bernama Tai Jin.
Pria malang itu menderita suatu kondisi yang dikenal sebagai hipertrikosis.
Juga dikenal sebagai "Sindrom Manusia Serigala" karena banyaknya bulu tubuh yang tumbuh.
Menurut legenda, dia adalah petarung terbaik di seluruh China.
Tai Jin ditinggalkan di biara selagi masih bayi karena rambut di tubuhnya.
Para biarawan membesarkannya dan melatihnya. Dia akhirnya mendedikasikan dirinya untuk satu bentuk seni bela diri.
Konon setelah bertemu dengan 12 master Shaolin, bocah itu melemparkan belati ke langit-langit, membunuh calon pembunuh.
Dia menjelaskan kepada para master bahwa dia bisa mendengar 13 orang bernafas, bukan hanya 12 orang.
Baca Juga: Video Tikus Ninja Keluarkan Tendangan Kungfu Menghajar Ular Derik Berbisa
(*)