Advertorial
Intisari-Online.com – Apa yang Ada di benak Anda ketika membicarakan tentang seni bela diri?
Mungkin Anda akan mengasosiasikan seni bela diri terutama dengan Timur Jauh, China, dengan Kung Fu, atau Jepang dengan Karate.
Kenyataannya, India adalah tempat lahirnya seni bela diri.
Kalaripayattu (atau kalari), adalah seni bela diri kuno India Selatan yang di masa lalu dianggap sangat berbahaya sehingga dilarang oleh Inggris.
Sekarang, banyak yang memahami manfaat Kalaripayattu untuk kesehatan, yang kini menjadi praktik tangan kosong tanpa menggunakan senjata apa pun.
Ragam dan bentuk teknik Kalaripayattu menyerupai dan mendahului Kungfu China (Wushu), Tai Chi, dan Karate.
Menurut legenda China, orang bijak Buddha Bodhi Dharma (atau Bodhidharma) adalah seorang biksu semi-legendaris yang hidup pada abad ke-5 atau ke-6.
Dia datang dari India ke Biara Shaolin, kuil utama aliran Buddha Shaolin.
Baca Juga: Pencak Silat: Sejarah dan Teknis Dasar Seni Bela Diri Asal Indonesia
Bodhidharma, sebagai ahli Kalaripayattu, menyebarkan pengetahuan dan praktik seni bela diri ini di Tiongkok, yang kemudian akhirnya berkembang menjadi Kung Fu, dan kemudian menjadi karate.
Pada mulanya, biksu memperkenalkan bela diri ini kepada yang lemah secara fisik, karena meditasi biksu yang berkepanjangan, latihan gerakan tenik bela diri untuk memperkuat tubuh mereka yang rapuh dan tidak berdaya.
Seni bela diri ini ada di India selama lebih dari 3.000 tahun dan disebutkan dalam Veda.
Kalaripayattu dianggap sebagai seni bela diri asli dan tertua yang masih ada di anak benua India, terutama di wilayah Kerala dan Tamil Nadu, dan masih ada sampai sekarang.
Menurut legenda, dewa Wisnu mentransfer pengetahuan Kalaripayattu kepada resi Parasurama dan dua puluh satu muridnya.
Kalaripayattu, yang paling populer di antara banyak seni bela diri yang dipraktikkan di India, kemudian dipelajari oleh orang-orang biasa di India Selatan melalui murid-murid seni tersebut.
Kata ‘kalaripayattu’ (berarti tempat latihan) merupakan gabungan dari dua kata, yaitu ‘kalari’ (tanah atau tempat mengajar), dan ‘payattu’ (bertarung dan berolahraga).
Gaya seni bela diri kuno ini sangat berbeda dari satu tradisi ke tradisi yang lain.
Kalaripayattu atau hanya disebut ‘kalari’ mencakup pertarungan tangan kosong atau penggunaan senjata seperti pedang, tombak, tongkat, dan pertarungan antara orang yang tidak bersenjata dan bersenjata.
Hal ini terkait erat dengan pengobatan tradisional India kuno Ayurveda dan pengobatan herbal.
Selain itu, juga menggunakan teknik pijat kuno berdasarkan pengetahuan tentang titik-titik sensitif tubuh.
Kalaripayattu berakar dalam agama Hindu dan didasarkan pada konsep pengobatan Hindu yang ditemukan dalam Ayurveda.
Praktisi Kalaripayattu yang terampil menguasai pengetahuan kompleks tentang teknik penyembuhan dan titik-titik tekanan pada tubuh manusia.
Mereka yang belajar Kalarippayattu diajarkan cara hidup dengan rasa kasih sayang terhadap orang lain, disiplin dan hormat terhadap guru, orangtua, dan sesama siswa.
Kalaripayattu hanya boleh digunakan sebagai alat perlindungan ketika tidak ada alternatif lain yang tersedia, dan konfrontasi menjadi satu-satunya cara.
Secara historis, pria dan wanita akan menjalani pelatihan penting di Kalaripayattu, mulai usia 7 atau 9 tahun, dan berlanjut hingga akhir pendidikan mereka.
Kemudian terserah mereka untuk memutuskan apakah ingin mengejar karier seni bela diri, yang berarti harus melanjutkan pelatihan mereka selama sisa hidup mereka.
Teknik Kalaripayattu adalah kombinasi dari langkah (Chuvadu) dan postur (Vadivu), yang dinamai berbagai hewan dan secara tradisional disajikan dalam delapan bentuk.
Metode pengajaran seni bela diri ini yang paling penting adalah dengan perintah lisan, melansir ancient pages.
Pelatihan terdiri dari dua fase yaitu latihan dasar yang terdiri dari kombinasi pranayama (latihan pengendalian napas dalam yoga) dan postur yogi yang berbeda.
Berbagai langkah dan gerakan semuanya selaras dengan berbagai bagian tubuh, seperti kelebihan lemak dapat dihilangkna dan sirkulasi darah diatur melalui praktik tersebut.
Beberapa peneliti melaporkan bahwa teknik pranayama bermanfaat dalam mengobati berbagai gangguan yang berhubungan dengan stres.
Ketika orang-orang Yunani, yang dipimpin oleh Alexander Agung, berangkat untuk menaklukkan India pada tahun 327 SM, mereka harus berhubungan dengan Kalaripayattu.
Itu merupakan kemenangan terakhir Alexander, dan merupakan kampanye paling menantang, karena orang-orang India terbukti sebagai pejuang yang hebat.
Baca Juga: Makin Beringas Hadapi India, China Sampai Terjunkan 20 Petarung MMA ke Perbatasan Tiongkok-India
Kalaripayattu merupakan seni bela diri raja-raja India selama berabad-abad, berkembang dari abad ke-13 hingga abad ke-18 Masehi.
Namun, seni bela diri kalari ini mulai mengalami kemunduran ketika Inggris menetap di India.
Otoritas Inggris melarang bagian militer dari latihan kalari karena dianggap sangat berbahaya, bahkan mereka mengancam hukuman mati bagi orang-orang Hindu yang sangat terampil dalam seni mereka.
Kalaripayattu menjadi sangat berbahaya dalam fase pelatihan ketika senjata seperti pedang atau pisau digunakan dan konsentrasi, kekuatan otot, kecepatan, dan ketepatan sangat baik dikembangkan.
Anggota tubuh harus bergerak bersama dengan mata, ini penting karena tidak fokus dapat merenggut nyawa seseorang.
Makanya, Inggris hanya mengizinkan aspek medis praktik seni bela diri tersebut.
Maka hingga kini, Kalaripayattu menjadi metode kebugaran fisik dan alat pertahanan diri dengan tangan kosong.
Gaya hidup modern membawa banyak penyakit degeneratif seperti diabetes, tekanan darah, jatung, dan berbagai penyakit perut yang umum dan berbahaya.
Baca Juga: 9 Rahasia Mengapa Wanita Jepang Tetap Langsing dan Awet Muda, Salah Satunya Berlatih Seni Bela Diri!
Baca Juga: Pencak Silat Diklaim Malaysia, Kemenpora Indonesia Bantah dengan Bukti Sejarah
Seni bela diri tertua di India ini, Kalaripayattu, dikombinasikan dengan tradisi India kuno Ayurveda dan pengobatan herbal, menjadi solusi hebat untuk melawan penyakit modern.
Bermanfaat bagi pertumbuhan fisik dan mental seseorang serta membantu mengendalikan pikiran dan lebih baik dalam mengendalikan penyakit.
Melakukan latihan Kalaripayattu berarti memperoleh kemurnian fisik dalam tubuh dengan pola makan dan gaya hidup tertentu.
Racun dalam tubuh harus dihindari, seperti perasaan yang ekstre, semisal kemarahan dan keinginan.
Baca Juga: Sambo, Seni Bela Diri yang Pernah Digunakan untuk Melatih Tentara Merah Elit Rusia
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari