Ada argumen bahwa terlalu banyak suntikan bisa menjadi kontraproduktif.
Menurut New York Times, Mandal telah menyuntikkan vaksin Covid-19 secara teratur setiap bulan sejak sebelum India membuka kampanye injeksi ke-3.
Dia mendaftar untuk vaksin secara manual, sehingga staf medis di titik vaksinasi mungkin tidak dipertimbangkan dengan cermat.
Mandal juga mengaku, setiap divaksin ditanya apakah sudah pernah disuntik atau belum.
"Setiap kali saya melakukannya, saya berbohong, mengatakan bahwa saya tidak pernah disuntik," katanya.
Menurut Dr. Shahi, data vaksinasi di kota Madhepura tidak diperbarui secara online tetapi dikumpulkan dan diunggah ke gudang data di beberapa titik waktu, menciptakan celah bagi orang-orang seperti Mandal untuk menyuntik terlalu banyak.
Tetapi tidak jelas mengapa otoritas kesehatan Madhepura tidak mendeteksi duplikat dalam unggahan data ke sistem.
Sementara itu, Mandal mengatakan akan terus menerima vaksin Covid-19 jika diberi kesempatan.
"Saya masih ingin lebih banyak suntikan," katanya.
Selain itu di Indonesia, juga sempat heboh joki vaksin Covid-19 di mana seorang pria asal Pinrang telah disuntik vaksin sebanyak 17 kali.