Find Us On Social Media :

Tak Gubris Larangan PBB, Korea Utara Luncurkan Rudal Hipersonik yang Berkembang Pesat dari Versi Sebelumnya, Rupanya Ini Tujuan Korut Sebenarnya

By Tatik Ariyani, Kamis, 6 Januari 2022 | 13:57 WIB

(ilustrasi) Hwasong-15

Intisari-Online.com - Meskipun ada larangan dari PBB, Korea Utara kembali menguji senjata hipersoniknya.

Korea Utara mengatakan bahwa uji coba rudal hari Rabu adalah senjata hipersonik dan berhasil mencapai sasarannya.

Peluncuran tersebut dideteksi oleh Jepang dan Korea Selatan dan merupakan uji coba yang pertama sejak Oktober dan yang kedua dari rudal hipersonik.

Senjata hipersonik terbang menuju target di ketinggian yang lebih rendah dan dapat mencapai lebih dari lima kali kecepatan suara – atau sekitar 6.200 kilometer per jam (3.850 mil per jam).

“Keberhasilan berturut-turut dalam uji peluncuran di sektor rudal hipersonik memiliki signifikansi strategis karena mereka mempercepat tugas untuk memodernisasi angkatan bersenjata strategis negara,” kata kantor berita negara KCNA.

Dalam uji coba hari Rabu, “hulu ledak meluncur hipersonik” terlepas dari pendorong roketnya dan bermanuver 120km (75 mil) secara lateral sebelum “tepat mengenai” target 700km (435 mil), KCNA melaporkan.

Tes tersebut juga mengkonfirmasi komponen seperti kontrol penerbangan dan kemampuannya untuk beroperasi di musim dingin, tambahnya.

Rudal itu menunjukkan kemampuannya untuk menggabungkan “penerbangan lompat luncur multi-langkah dan manuver lateral yang kuat,” kata KCNA, melansir Al Jazeera, Kamis (6/1/2022).

Baca Juga: Pantas Korea Selatan Sampai Geleng-Geleng Kepala, Orang Korea Utara Ini Dengan Mudahnya Menjadi Pembelot Dua Kali Melewati Perbatasa Paling Ketat di Dunia Ini, Identitasnya Jadi Misteri

Baca Juga: Sampai Kudu 'Belok' ke Indonesia Dulu Hanya Demi Temui Keluarga, Inilah Nasib Orang yang Membelot ke Korea Utara, Warga Korsel yang Lagi Viral Ini Pasti Nyesel

Dalam beberapa tahun terakhir Korea Utara telah mengembangkan dan meluncurkan berbagai rudal dan hulu ledak yang lebih bermanuver.

Itu semua kemungkinan ditujukan agar mampu mengatasi pertahanan rudal seperti yang digunakan oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat, kata para analis.