Secara garis besar, Myanmar memiliki tiga musim. Hal ini berbeda dengan negara lainnya di Asia Tenggara yang hanya memiliki dua jenis musim.
Di antaranya: musim kemarau yang sejuk namun relatif kering, musim kemarau yang panas dan kering, serta musim hujan.
Pada 1989, pemerintah militer yang saat itu berkuasa mengubah nama Burma menjadi Myanmar, setelah ribuan orang terbunuh saat pemberontakan terjadi.
Perubahan lainnya, yakni Kota Rangoon menjadi Kota Yangon.
Tidak ada perbedaan secara spesifik antara penggunaan nama Burma dan Myanmar karena sebenarnya dua nama ini memiliki arti yang sama secara linguistik.
Ada anggapan yang mengatakan jika Burma hanya mendeskripsikan etnis Burma saja.
Sedangkan nama Myanmar menjadi istilah politis yang lebih tepat karena mewakili seluruh etnis yang tinggal di negara tersebut.
Jadi, itulah negara yang terletak paling utara di ASEAN.