Di Jepang, mereka memeriksa faktor-faktor seperti cuaca, siklus penularan virus SARS-CoV-2 , dan paparan masa lalu terhadap varian SARS-CoV-2 yang kurang berbahaya.
Para ahli telah mengidentifikasi ciri-ciri genetik tertentu di antara orang Jepang yang dapat menyebabkan respons sistem kekebalan yang lebih kuat terhadap Covid-19.
Namun, kabar itu mendadak terbantahkan dengan munculnya varian Omicron yang kini mulai menyebar di Jepang.
Setidaknya 22 dari 47 prefektur Jepang telah mencatat kasus varian Omicron, sementara Afrika Selatan mengklaim negara itu telah "melewati puncak epidemi Omicron" dengan sangat cepat.
Kyodo News mengutip pemerintah setempat pada 30 Desember yang mengatakan bahwa infeksi varian Omicron telah dilaporkan di setidaknya 22 dari 47 prefektur Jepang, sekitar sebulan setelah negara itu mencatat infeksi Omicron pertamanya.
Dengan 500 kasus varian ini, para ahli menyatakan keprihatinan bahwa Jepang berisiko wabah Covid-19 selama liburan Tahun Baru, sehingga memberikan tekanan pada sistem kesehatan.