Tak Bisa Terus-terusan Menerima Pengungsi Rohingya, Indonesia Kali Ini Tolak Pengungsi yang Berlayar di Perahu Tua Ini, Ternyata Keberadaan Mereka di Indonesia Sudah Menjamur

May N

Penulis

Para pengungsi Rohingya.

Intisari - Online.com -Pemerintah Indonesia telah mengatakan mereka akan mendorong sebuah perahu berisikan 120 Muslim Rohingya untuk kembali berlayar ke perairan internasional.

Keputusan Indonesia ini mendapat kritik karena ada ketakutan perahu tersebut bisa karam di provinsi paling utara Indonesia di Aceh.

Melansir The Guardian, perahu itu dikabarkan bocor, memiliki kerusakan mesin dan berisiko terbalik di cuaca buruk, seperti dikatakan lembaga pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNHCR.

"UNHCR sangat khawatir mengenai keamanan dan kehidupan pengungsi Rohingya di perahu tersebut," ujar mereka dalam sebuah pernyataan Selasa.

Baca Juga: Dari Kremasi Paksa Jenazah Muslim Korban Covid-19 Hingga Tutup Madrasah, Negara Ini Menjelma Jadi Sangat Anti-Muslim dalam 2 Tahun, Ini Pemicunya

"Untuk mencegah kehilangan nyawa yang tidak diperlukan, kami mendorong pemerintahan Indonesia memperbolehkan pendaratan yang aman untuk mereka secepatnya."

Perahu tersebut pertama kali dilihat oleh nelayan lokal pada hari Minggu di perairan sejauh 60 mil (96 km) tepi pantai Bireuen, sebuah distrik di provinsi Aceh, ujar Badruddin Yunus, pemimpin komunitas nelayan suku lokal.

Ia mengatakan para nelayan tidak bisa memperbaiki perahu kayu yang patah tapi telah menyediakan makanan, air dan pakaian kepada penumpang yang lapar, termasuk 60 wanita, 51 anak kecil dan 9 pria.

"Kondisi mereka tampak lemah tapi baik-baik saja," ujar Yunus, menambahkan jika para pengungsi mengatakan mereka ingin pergi ke Malaysia dan telah terombang-ambing di laut 28 hari sebelum mesin perahu mereka rusak.

Baca Juga: 30 Jenazah Ditemukan Hangus Terbakar di Myanmar, AS Akan Lakukan Hal Ini ke Junta Militer Myanmar

Pejabat lokal, didukung oleh polisi dan angkatan laut Indonesia, telah memberikan makanan, obat, mesin perahu baru dan seorang teknisi untuk membantu memperbaiki perahu Rohingya.

Namun Indonesia akan mendorong perahu kembali ke perairan internasional saat sudah diperbaiki, ujar kepala distrik Bireuen, Muzakkar Gani, yang juga khawatir jika para pengungsi terinfeksi Covid-19.

Gani mengatakan pejabat lokal masih menunggu untuk arahan dari pemerintah pusat di Jakarta tapi sementara ini mereka berencana memperbaiki perahu sehingga para pengungsi bisa mencapai Malaysia.

Juru bicara polisi Aceh, Winardy, mengatakan hari Rabu jika pemerintah berencana mendorong perahu keluar dari perairan Indonesia.

Baca Juga: Bikin Muslim Seantero Bumi 'Kesengsem', Sikap Putin Bela Islam Juga Pernah Bikin Pemimpin Bangsa yang Pernah Dibantainya Rela Korbankan Nyawa

"Kami akan memperbaiki perahu mereka dan memberikan bahan bakar dan hanya memonitor pergerakannya ke Malaysia," ujar Winardy.

Sebuah unit gugus tugas pengungsi di Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan HAM tidak dapat dihubungi untuk berkomentar atas hal ini.

Lebih dari 700.000 Rohingya telah melarikan diri ke negara Myanmar yang merupakan negara mayoritas Budha ke pengungsian di Bangladesh sejak Agustus 2017.

Saat itu dimulailah militer Myanmar meluncurkan operasi pembersihkan merespon serangan-serangan yang diluncurkan oleh kelompok pemberontak.

Baca Juga: Tak Hanya Lakukan Kudeta, Intip Betapa Sadisnya Militer Myanmar Eksekusi PuluhanWarga Sipil,KorbanDiikat, Dipukuli, dan Disiksa Sepanjang Hari, Lalu Mayatnya Dimutilasi

Pasukan keamanan Myanmar telah dituduh melakukan pemerkosaan massal, pembunuhan dan pembakaran ribuan rumah.

Kelompok Muslim Rohingya telah berupaya meninggalkan kamp pengungsian yang penuh di Bangladesh dan pergi lewat laut dalam pelayaran yang mengerikan ke negara-negara mayoritas Muslim di wilayah itu.

Malaysia yang didominasi Muslim telah menjadi tujuan yang biasa untuk perahu-perahu dan para pengungsi diberi janji kehidupan lebih baik di sana.

Namun banyak pengungsi Rohingya yang mendarat di Malaysia malah justru menghadapi hukuman.

Baca Juga: Pemimpin Junta Militer Myanmar Makin Kebakaran Jenggot, Langkah Jokowi dan Pemimpin ASEAN yang Larang Junta Militer Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN Ternyata Didukung Penuh Joe Biden

Walaupun Indonesia bukan negara tujuan untuk Konvensi Pengungsi PBB 1951, UNHCR mengatakan jika dari keputusan presiden 2016 menyediakan kerangka hukum nasional mengatur penanganan pengungsi di perahu di wilayah dekat Indonesia dan untuk membantu mereka siap berlayar lagi.

Aturan ini sudah diterapkan bertahun-tahun lamanya, paling baru adalah Juni lalu ketika 81 pengungsi Rohingya diselamatkan dari pantai Aceh Timur.

Sudah ada pengungsi dari Somalia yang datang ke Indonesia sejak tahun 2013, sedangkan pengungsi Rohingya sudah ada sejak tahun 2017.

Tahun 2017 ada kurang lebih 13.000 pelarian dari 49 negara berbeda-beda.

Baca Juga: ASEAN dalam Posisi Sulit, Tak Bisa Biarkan Rakyat Myanmar Menderita, Tapi Jika Bertindak Terlalu Jauh Ancaman Horor Ini Bisa Hancurkan Persekutuan yang Mati-matian Dibangun Adam Malik Ini

Tahun 2020 lalu di awal merebaknya Covid-19, pemerintah Indonesia kebingungan untuk memfasilitasi para pengungsi ini.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait