Penulis
Intisari-Online.com- Ketertarikan orang Mesir Kuno pada kehidupan setelah kematian sangat melegenda.
Kuil, makam, mitologi, sastra, dll, berisi banyak sekali referensi tentang kematian, kehidupan setelah kematian, dan semua persiapan yang dibutuhkan jiwa setelah kematian.
Hal terpenting yang dilihat orang di makam adalah peti mati itu sendiri.
Lukisan, patung, perhiasan, teks terukir dan hiasan lain hanya benda sekunder dari peti mati utama itu sendiri.
Peti mati, yang berisi mumi, bisa sederhana atau bisa juga dipenuhi hiasan rumit.
Firaun, keluarganya dan keluarga Mesir mengatur pemakaman mereka jauh sebelum mereka meninggal.
Melansir Kompas.com, pada 2017 lalu satu ruang atau kamar makam untuk putri firaun, yang diyakini berusia 3.700 tahun, ditemukan di Mesir.
Kementerian Purbakala Mesir mengatakan, ruang makam itu berada di kawasan pemakaman kuno kerajaan di Dashur, sekitar 37 km di selatan Kairo, ibu kota Mesir.
Di dalamnya ada satu kotak kayu yang diukir dengan aksara kuno Mesir, hieroglyph.
Dan di dalam kotak kayu tersebut ada empat tabung kanopi yang berisi organ tubuh yang kemungkinan besar adalah putri Firaun Emnikamaw.
Ada pun piramida untuk Raja Emnikamaw berada sekitar 600 meter dari makam putrinya.
Para arkeolog yang menyelidiki reruntuhan piramida tersebut menemukan sebuah pahatan yang terdiri dari 10 baris aksara kuno Mesir dengan nama Emnikamaw.
Mereka juga berhasil menemukan sisa-sisa dari sebuah anthropoid sarcophagus atau makam batu berbentuk seperti tubuh manusia yang sedang berdiri yang bisa dibuka penutupnya.
Dahshur merupakan tempat Raja Sneferu dari Dinasti ke-4 pertama kalinya membangun piramida kuno Mesir dengan sisi-sisinya yang halus dan bukan dengan susunan seperti bertangga.
Dia juga membangun piramida yang lebih awal, yang disebut Piramida Bengkok, karena kemiringannya berubah dari 54 derajat menjadi 43 derajat di bagian tengahnya.
Sneferu diteruskan oleh putranya, Khufu, yang terkenal karena Piramida Besar di Giza dengan ketinggian mencapai 138 meter dan merupakan salah satu kejaiban dunia.
(*)