Mengutip dari buku Ensiklopedi Kerajaan-kerajaan Nusantara; Hikayat dan Sejarah tulisan Ivan Taniputera (2017), diketahui bahwa Bima Koncar memiliki putra bernama Menak Pentor (Pati Pentor) yang berhasil memperluas wilayah Blambangan.
Wilayahnya itu meliputi penghujung timur Jawa Timur hingga Lumajang di bagian sealgan dan Panarukan di utara.
Letaknya cukup strategis, karena dikelilingi oleh lautan di ketiga sisinya, sehingga banyak pelabuhan.
Panarukan, menjadi pelabutan di pesisir utara Blambangan yang paling terkenal, dan menjadi salah satu persinggahan terpenting kapal-kapal yang hendak melanjutkan pelayaran ke Maluku untuk berdagang rempah-rempah.
Blambangan menjadi kerajaan yang kuat di bawah kekuasaan Menak Pentor, menjadi kaya dan makmur, jumlah penduduknya hidup makmur karena panen yang dihasilkan sangat melimpah.
Blambangan juga banyak menghasilkan kuda serta budak.
Dan selama hampir tiga abad, Kerajaan Blambangan berada di antara dua faksi politik yang berbeda, yakni negara Islam di barat dan Kerajaan Hindu di Bali (Gelgel, Buleleng dan Mengwi) di timur.
Karena menjadi satu-satunya kerajaan Hindu yang masih berdiri di Jawa, Blambangan tentu saja menjadi incaran kerajaan-kerajaan Islam.
Kerajaan yang mencoba menaklukkan Blambangan antara lain Demak, Pajang, dan Kesultanan Mataram.