Find Us On Social Media :

Warganet Tuntut Keadilan untuk Kematian Mahasiswi Novia Widyasari, Diduga Dirudapaksa dan Dipaksa Gugurkan Kandungan Oleh Oknum Polisi Sebelum Tenggak Racun di Sebelah Makam Ayahnya

By May N, Sabtu, 4 Desember 2021 | 15:31 WIB

Novia Widyasari Rahayu

Jawaban tersebut memancing komentar banyak pihak, salah satunya dari akun bernama Michelia Kirana sebagai berikut:

"Kalo km ingin mati krn penyesalanmu waktu itu, maka percayalah ibumu pun akan ikutan mati bunuh diri jika kamu mati.

Karena apa? Karena bagi seorang ibu, anak itu adl segalanya. Km mau mati hanya krn hidupmu dihancurkan pria dan keluarganya, tapi km mikirin ga gmn nyawa ibu km juga? Mikirin ga jika km nekat bunuh diri, yg hancur itu adl ibu kamu. Bukan kamu.

Sementara pria yg telah menghancurkan km, jika mendengar kematianmu bisa jd bersorak sorai dg keluarganya. Krn merasa masalah hidup dia (kamu) udah ga ada.

Tetaplah hidup, demi ibu kamu. Demi agar melihat pria itu hancur perlahan-lahan.

Ketahuilah, banyak orang sakit yg bertaruh nyawa yg ingin meneruskan hidup, banyak korban meninggal krn kecelakaan yg masih ingin meneruskan hidup.

Sementara kamu, kamu masih diberi nyawa, diberi kaki dan tangan untuk beraktifitas, masih diberi akal utk berpikir malah pengen mati mulu. Di curhatan kamu sebelumnya pun, aq udh support pengen km bangkit.

Tapi klo baca curhatan km yg selalu ada kata "ingin mati" rasanya kesal juga. Karena percuma juga kami berkomentar dan menasehati kamu utk tetap hidup tapi kamu malah mau mati dan mungkin kematianmu nanti malah jd membunuh semangat hidup ibumu."

Komentar tersebut mengundang kritik dari pengguna Quora yang lain yang menyebutnya tidak bisa berempati terhadap kondisinya yang depresi berat akibat menjadi korban pemerkosaan.

Baca Juga: Polisi Inggris Rilis Foto Reynhard Sinaga Babak Belur, Dokter Boyke Bongkar Analisis Perilaku Pelaku Pemerkosaan Terbesar Inggris Itu, Hasilnya Tak Terduga

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini