Penulis
Intisari-Online.com - Timor Leste antara tahun 1975 hingga 1999 merupakan bagian wilayah Indonesiaa sebagai provinsi ke-27 bernama Timor Timur.
Wilayah tersebut kemudian melepaskan diri melalui referendum yang digelar pada 30 Agustus 1999.
Berakhirlah integrasi Timor Leste terhadap Indonesia setelah 24 tahun.
Kini, Timor Leste merupakan sebuah negara sendiri yang resmi diakui kedaulatannya pada 20 Mei 2002.
Baca Juga: Pasukan PBB Diturunkan, Ini yang Terjadi di Timor Leste Usai Lepas dari Indonesia
Sebelum menjadi bagian wilayah Indonesia, diketahui Timor Leste telah mengalami penjajahan yang panjang.
Bangsa yang paling lama menduduki wilayah ini adalah Portugis, yaitu sejak awal abad ke-16.
Kekuasaan atas wilayah Timor Leste sempat beralih ke tangan Jepang pada masa Perang Dunia Kedua, tetapi begitu perang berakhir dengan kemenangan sekutu, wilayah ini kembali ke pangkuan Portugis.
Artinya, Portugis menduduki wilayah Timor Leste hampir 500 tahun lamanya. Lalu bagaimana awal mula hingga berkahirnya kehadiran Portugis di wilayah ini?
Melansir factsanddetails.com, awal kedatangan Bangsa Portugal ke wilayah Timor Leste adalah untuk urusan perdagangan.
Pedagang rempah-rempah dari Portugal tiba di wilayah Timor Leste pada tahun 1511 dan mendirikan pos terdepan di sana terutama untuk memanen kayu cendana.
Sekitar seratus tahun kemudian, Belanda tiba di barat daya pulau Timor, yaitu pada tahun 1613. Portugis pun bergerak ke utara dan timur.
Wilayah Timor Leste menjadi satu-satunya bagian dari Indonesia yang dijajah oleh Portugis bukan Belanda setelah abad ke-17.
Pada abad ke-17 dan abad ke-18, Portugis dan Belanda memperebutkan pulau Timor.
Andrea K. Molnar dari Northern Illinois University menulis: “Pada tahun 1653 Belanda mengalahkan pos militer Portugis di Kupang (Timor Barat) dan dengan kekuatan militer yang besar mengambil alih pada tahun 1656, namun lingkup pengaruh mereka di Timor tetap terbatas di Kupang."
Sementara itu, Portugis (Topasse) menguasai perdagangan cendana melalui sekutu lokal mereka yang melawan Belanda.
Portugis terus berupaya untuk mendapatkan kendali penuh atas Pulau Timor melalui pos pemerintah kolonial mereka di Goa, tetapi digagalkan berkali-kali selama akhir abad ke-17 dan terus berjalan sama selama abad ke-18.
Pada tanggal 11 Agustus 1769 gubernur Portugis, Antonio José Telles de Menezes dipaksa keluar dari Lifao (Oecussi saat ini) oleh Topass, campuran Portugis dan Pribumi.
Pada tahun 1749, Timor dipecah menjadi bagian barat dan timur menyusul pertempuran antara Portugis dan Belanda.
Rakyat Timor terperangkap dalam tarik ulur perebutan politik-ekonomi antara Belanda dan Portugis.
Pada tahun 1846, Belanda memulai dialog dengan Portugis untuk memperoleh wilayah Portugis, tetapi pada tahun 1851 Portugis menolak tawaran mereka.
Pada tahun 1851, gubernur Portugis di Dili, Lima de Lopes, mencapai kesepakatan dengan Belanda tentang demarkasi batas-batas kolonial di Timor tanpa izin dari Lisbon (Portugal), dengan bagian barat diserahkan kepada Belanda.
Aspek lain dari perjanjian itu adalah penjualan Flores timur dan pulau-pulau tambahannya kepada Belanda.
Gubernur pun diberhentikan oleh Portugal ketika Lisbon mengetahui tindakannya, tetapi perjanjian itu tidak dapat diubah.
Kemudian, perjanjian tersebut dinegosiasikan pada tahun 1854 dan diratifikasi pada tahun 1859.
Setelah Perjanjian Lisbon ditandatangani dengan Belanda, Portugal secara resmi mengambil kendali atas wilayah Timur pulau tersebut, sehingga masa-masa itu dikenal sebagai Timor Portugis.
Portugal mempertahankan Timor Portugis terutama untuk meraup keuntungan dari perkebunan kopi yang kaya di kawasan itu.
Sementara itu, Belanda sebagian besar berpusat di Kupang. Bagian barat Pulau Timor dijuluki sebagai Timor Belanda.
Meski, dibutuhkan tiga konvensi lagi (1893, 1904, 1913) antara pemerintah Belanda dan Portugis untuk menyelesaikan masalah perbatasan. Pengesahan akhir dari perjanjian demarkasi perbatasan terjadi 17 Agustus 1916 di Den Haag.
Selanjutnya Portugis berkuasa di Timor Leste hingga penyerbuan oleh pasukan Jepang selama Perang Dunia Kedua. Jepang mengambil alih wilayah ini sampai akhir tahun 1945.
Setelah Perang Dunia II, wilayah tersebut dikembalikan ke pemerintahan Portugis. Namun, pada tahun 1974, 'transisi menuju demokrasi' di Portugal tiba-tiba berdampak pada semua koloninya.
Pada tanggal 28 November, Timor-Leste secara sepihak memproklamasikan kemerdekaan dari Portugal, tetapi sepuluh hari kemudian, pada tanggal 7 Desember 1975, pasukan Indonesia menyerbu.
Itulah sejarah kehadiran Portugis di Timor Leste hingga berakhirnya pada tahun 1975.
(*)