Intisari-Online.com - Pada bulan November 332 SM, orang-orang Mesir Kuno menyambut seorang penyerbu militer berusia 24 tahun ke tempat paling suci mereka, Oracle of Siwa Oasis.
Di sana, mereka menobatkannya dengan mahkota ganda yang agung, yang hanya diperuntukkan bagi Firaun, dan menyatakan dia sebagai Putra dewa utama mereka, Amun.
Secara tradisional, gelar ini hanya diperuntukkan bagi Firaun.
Orang Mesir kuno menyembah penguasa mereka sebagai inkarnasi Amun.
Mereka percaya bahwa Firaun memiliki kekuatan untuk mengendalikan naik turunnya Sungai Nil — sumber penting irigasi tanaman.
Keyakinan agama ini merupakan landasan budaya Mesir, dan mereka menganggapnya sebagai dasar kemakmuran ekonomi mereka.
Jadi, bagaimana orang asing berusia 24 tahun bisa layak mendapatkan gelar yang hanya diperuntukkan bagi Firaun?
Namanya adalah Alexander Agung, dan penaklukannya telah membebaskan orang Mesir dari 100 tahun penindasan brutal di tangan Kekaisaran Persia.