Find Us On Social Media :

Selama 33 Tahun Tak Terkalahkan, Kian Santang Sampai Meminta Dicarikan Lawan Sepadan oleh Prabu Siliwangi, Namun Langsung Luluh Seketika Sampai di Kota Mekkah

By Tatik Ariyani, Selasa, 16 November 2021 | 15:00 WIB

Raden Kiansantang

Terpaksalah Galantrang Setra kembali untuk mengambil tongkat itu.

Setibanya di tempat tongkat tertancap, Galantrang Setra mencabut tongkat dengan sebelah tangan karena dikiranya tongkat itu akan mudah lepas.

Namun, tongkat itu tidak bisa dicabut, bahkan tidak sedikitpun berubah.

Sekali lagi dia berusaha mencabutnya, tapi tidak juga berhasil.

Ketiga kalinya, dia mencoba mencabut tongkat dengan sekuat tenaga disertai tenaga batin, namun bukannya tercabut, kedua kaki Galantrang malah amblas masuk ke dalam tanah dan darah keluar dari tubuhnya.

Ternyata laki-laki yang baru dikenalnya tadi bernama Sayyidina Ali.

Setelah Raden Kiansantang meninggalkan kota Mekkah untuk pulang ke Tanah Jawa (Pajajaran) dia terlunta-lunta tidak tahu arah tujuan.

Dia pun berpikir untuk kembali ke tanah Mekkah lagi.

Raden Kiansantang kemudian kembali ke Mekah dengan niatan akan menemui Sayyidina Ali dan bermaksud masuk agama Islam.

Raden Kiansantang masuk agama Islam, dia bermukim selama dua puluh hari sambil mempelajari ajaran agama Islam.

Dia kemudian pulang ke tanah Sunda (Pajajaran) untuk menengok ayahnya Prabu Siliwangi dan saudara-saudaranya.

Setibanya di Pajajaran dan bertemu dengan ayahnya, dia menceritakan pengalamannya selama bermukim di tanah Mekkah serta pertemuannya dengan Sayyidina Ali.

Pada akhir ceritanya dia memberitahukan dia telah masuk Islam dan berniat mengajak ayahnya untuk masuk agama Islam.