Find Us On Social Media :

Senjata Makan Tuan, Pamer Terapkan 'Nol Kasus' Covid-19, Mendadak China Dihantam Virus Corona hingga Ratusan Orang Dirawat di Rumah Sakit, Bak Kembali ke Tahun 2019!

By Mentari DP, Senin, 15 November 2021 | 13:30 WIB

Pandemi virus corona di China.

Intisari-Online.com - Sudah hampir 2 tahun lamanya pandemi virus corona terjadi.

Akan tetapi hingga hari ini belum ada tanda-tanda pandemi virus corona akan berakhir.

Malahan pandemi seperti menyebar kembali bak tahun 2019 silam.

Baca Juga: Selama Ini Kita Keliru, Rupanya Majapahit Bukanlah Kerajaan Hindu-Buddha Semata, Kepercayaan Inilah Justru yang Lebih Dominan

Itu terjadi di China, negara tempat virus corona pertama kali ditemukan.

Apa yang terjadi di China?

People's Daily, surat kabar terbesar di China, membuat khawatir satu negara.

Ini karena surat kabar itu memberitakan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena virus corona.

“Wabah Covid-19 terbaru di China telah menginfeksi 1.379 orang di 21 wilayah tingkat provinsi pada Jumat malam," tulis mereka.

"Dan lebih dari 300 kasus yang dikonfirmasi telah dipulangkan dari rumah sakit."

"Hal itu disampaikan oleh juru bicara Komisi Kesehatan Nasional (NHC) pada konferensi pers pada hari Sabtu.

Baca Juga: Kepegok Citra Satelit, Pantesan Amerika Makin Syok Melihat Ulah China Ini, Obyek Ini Sering Ditemukan di Mana-mana Seolah China Ingin Hancurkan Amerika

Walau begitu, pejabat China yakin bahwa negara itu akan melewati masa-masa kritis ini.

Seperti yang dikatakan Liang Wannian, kepala tim ahli tanggapan dan pembuangan Covid-19 di NHC.

Dilansir dari express.co.uk pada Senin (15/11/2021), dia mengatakan bahwa China adalah salah satu yang teratas di dunia yang mampu mengendalikan penyebaran virus di negara tersebut.

Mi Feng, juru bicara NHC, telah menguraikan rencana China dalam mengendalikan virus.

Salah satunya mereka menggunakan kebijakan "zero-Covid yang dinamis" di negara itu.

Berbicara tentang kemampuan mereka untuk mengendalikan virus, Liang mengatakan: "Ini sepenuhnya membuktikan bahwa tindakan pencegahan dan pengendalian epidemi kami efektif."

“Pengalaman dunia nyata telah menunjukkan bahwa banyak negara yang melonggarkan tindakan sebelum waktunya melihat Covid-19 pulih kembali dan peningkatan kasus dan kematian yang parah.”

Liang menambahkan bahwa apakah China melanjutkan strategi "zero-Covid yang dinamis" tergantung pada sejumlah faktor.

Termasuk tren pandemi global, mutasi virus, tingkat keparahan penyakit, dan tingkat vaksinasi.

"Pandemi berkembang, begitu juga strategi dan tindakan pencegahan dan pengendalian," ungkap Liang.

"Kami akan memperhatikan tren pandemi global, mempelajari risiko epidemi, mempercepat upaya vaksinasi, dan menyesuaikan strategi dan tindakan pencegahan dan pengendalian pada waktu yang tepat."

Baca Juga: Merebak Seperti Saat Pertama Kali Muncul di China, Eropa Langsung Jadi Episenter Covid-19 hingga China Diserbu Varian Delta, WHO: Waspada!

Selain China, ada beberapa negara lain yang juga diterjang kasus virus corona.

Misalnya di Belanda. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengumumkan lockdown sebagian selama tiga minggu.

Bar, restoran, dan supermarket semuanya tutup pada pukul 8 malam (7 malam GMT) pada hari Jumat.

Selain itu, pertandingan olahraga profesional juga akan dimainkan di stadion kosong selama tiga minggu ke depan.

Toko-toko yang tidak penting juga ditutup sebagai bagian dari penguncian baru.

Negara ini juga akan kembali menerapkan aturan jarak sosial 1,5 meter.

Austria juga telah bergabung dengan daftar negara-negara yang melakukan lockdown ketika kasus-kasus melonjak di seluruh Eropa.

Kanselir Austria Alexander Schallenberg mengumumkan negara itu akan memasuki lockdown bagi orang-orang yang tidak divaksinasi minggu depan.

Mulai Senin, orang-orang yang tidak divaksinasi di wilayah Upper Austria dan Salzburg akan menghadapi pembatasan lockdown.

Baca Juga: Terciduk Nyelonong di Wilayah Taiwan, 16 Jet Tempur China Ini Patut Diwaspadai, Ternyata Sedang Menjalankan Misi Rahasia, Hal Ini Buktinya