Sebelum tercipta peti mati, orang Mesir Kuno menutupi tubuh dengan tikar atau bulu dan meletakkannya di peti mati yang terbuat dari tanah liat atau kayu mentah.
Orang Mesir Kuno biasa menempatkan makam di dalam sarkofagus, yang dalam bahasa Yunani berarti pemakan daging.
Namun, orang Mesir mengartikannya sebagai Ankh baru yang berarti pemilik kehidupan.
Ada beberapa interpretasi yang berbeda dari kata tersebut, yaitu Basah dan Suhet.
Arti pastinya tidak diketahui, tetapi berkaitan dengan strip perban untuk mumi dan pembalseman, kelahiran kembali, dll.
Mungkin ada berbagai arti, masing-masing memperkuat kepercayaan Mesir tentang kehidupan setelah kematian dan perlindungan orang mati.
Pada Dinasti Ketiga baru tercipta peti mati kerajaan untuk pertama kalinya dan bertahan lama karena biasanya terbuat dari batu.
Yang sebelumnya tidak dihias atau diukir dengan tutup polos.