Intisari-Online.com - Tahukah Anda seperti apa latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok?
Sebagai salah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, peristiwa Rengasdengklok tentu sangat penting.
Apalagi itu berhubungan dengan kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Ternyata Begini Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok
Rupanya, latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok bermula karena ada perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda.
Sesaat setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945, politik di Indonesia berubah sangat drastis.
Para golongan muda mempunyai ide untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Akan tetapi golongan tua tidak setuju. Mereka ingin menunggu keputusan Jepang.
Tentu saja pendapat itu ditolak. Karena menurut golongan muda, kemerdekaan Indonesia adalah hak bangsa Indonesia.
Tidak ada negara lain yang boleh ikut campur.
Oleh karenanya, sejumlah tokoh dari golongan muda melakukan rapat di Jl. Pegangsaan Timur, Jakarta pada 15 Agustus 1945.
Mereka yang hadir di antaranya Chairul Saleh, Djohar Nur, Kusnandar, Subdio, Subianto, Margono, Armansyah, dan Wikana.
Sebagai pemimpin rapat, Chairul Saleh memutuskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan masalah rakyat Indonesia sendiri.
Bukannya malah menggantungkan ke pihak lain.
Lalu keputusan rapat itu disampaikan kepada Soekarno dan Hatta melalui Darwis dan Wikana.
Sayangnya keputusan itu ditolak oleh Soekarno.
Soekarno bersikap keras bahwa proklamasi tetap harus dilaksanakan melalui PPKI (Panitia Pelaksana Kemerdekaan Indonesia).
Akan tetapi golongan muda tidak terima. Mereka takut Jepang mempengaruhi Soekarno dan Hatta.
Oleh karenanya, mereka membawa Soekarno dan Hatta ke luar Jakarta. Tepatnya ke Rengasdengklok.
Tidak sembarang orang yang membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
Yang bertugas adalah Shodanco Singgih, seorang anggota PETA.
Apalagi pemilihan Rengasdengklok dikarenakan perhitungan militer. Di mana anggota PETA pernah melakukan latihan bersama di Rengasdengklok.
Ditambah letak Rengasdengklok sangat strategis. Sekitar 15 km dari Karawang.
Ketika para golongan muda menculik Soekarno dan Hatta, golongan muda dan golongan tua kembali berdiskusi.
Golongan muda yang diwakili Wikana. Sementara golongan tua yang diwakili oleh Ahmad Subardjo.
Mereka melakukan dialog di Jakarta.
Hasil dialog itu akhirnya membuat mereka sepakat.
Bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.
Selanjutnya, Ahmad Subardjo diantar oleh Yusuf Kunto ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta.
Tidak mudah untuk mendapat kepercayaan anggota PETA. Tapi Ahmad Subardjo memberikan jaminan.
Bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan diumumkan pada 17 Agustus 2021, dan selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB.
Atas jaminan itulah Komandan Kompi PETA Rengasdengklok Cudanco Subeno mau melepaskan Soekarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta.
Pada akhirnya, seperti yang kita semua tahu, Soekarno dan Hatta berhasil melaksanakan proklamasi kemerdekaan.
Itulah latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok.