Penulis
Intisari-online.com - Tahun 1907, Carnarvon George Herbert meminta seorang peneliti sekaligus kimiawi, Howard Carter untuk mengawasi penggalian makam Mesir kuno, yang dikenal sebagai lembah para raja.
Pada 4 November 1922, kelompok Carter berhasil menemukan petunjuk yang mengarah pada keberadaan makam Tutankhamun.
Mereka kemudian menghabiskan waktu selama berbulan-bulan, untuk menelusuri petunjuk itu.
Lalu menemukan sarkofagus tempat yang digunakan untuk menyimpan mumi.
Ini adalah penemuan pertama makam Tutankhamun, alias Firaun Mesir dari dinasti ke-18, yang diperkirakan memerintah antara 1332 SM hingga 1323 SM.
Dari penemuan itu, kemudian dilakukannya penelitian, dan terkuak ada sebuah artefak kuno yang ada dalam penemuan tersebut.
Bahkan satu artefak ada yang diyakini bukan berasal dari bumi melainkan dari langit.
Menuruttim dari Museum Mesir di Kairo menganalisis pedang pendek berukir Raja Tutankhamun (sering disebut sebagai Raja Tut), yang digali oleh tim Howard Carter sejak 1922.
Pisau itu terbuat dari emas murni dengan detail kristal, tetapi dengan teknologi pemindaian sinar-X modern.
Mereka telah menemukan bahwa bahan yang digunakan untuk menempa bilah itu berasal dari kosmik, lebih khusus lagi adalah meteorit.
Pasalnya, besi biasanya hanya 4% timah, tetapi bilah ini memiliki hingga 11%. Besi dari meteorit biasanya memiliki persentase timah yang sangat tinggi.
Kemudian ditemukan, meteorit ini mengandung kadar nikel atau kobalt tinggi.
Tetapi, zat besi yang berasal dari proses peleburan mengandung kurang dari 1 persen nikel atau kobalt, jauh lebih kecil dari tingkat yang ditemukan di batuan ruang yang kaya zat besi.
Melalui analisisXRF portabel untuk memindai benda besi kuno lainnya dan meteor besi di museum, serta besi dalam koleksi pribadi di Eropa dan Timur Tengah.
Penelitiannya menunjukkan bahwa semua besi di artefak yang diuji berasal dari meteorit, dan bukan dari peleburan terrestrial.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa meteorit besi adalah satu-satunya sumber logam utama sampai ditemukannya besi peleburan dari bijih besi terestrial, yang kali pertama dipraktikan sekitar 3200 tahun yang lalu di Anatolia dan Kaukasus.
Raja Tut, dianggap sebagai firaun Mesir yang paling terkenal setelah tim arkeologi yang dipimpin oleh Howard Carter menemukan makamnya yang utuh pada tahun 1922.
Selain itu, firaun Tutankhamun hidup selama periode pergolakan besar dalam sejarah.
Politik dan agama di Mesir sering menjadi subjek populer penelitian oleh para ilmuwan.