Pantesan Media Vietnam Ini Dibuat Keheranan, Terkuak Sungai di Indonesia Ini Disebut Penuh 'Harta Karun' Seperti Emas Peninggalan Kerajaan Ini, Peneliti Inggris Pun Sampai Mengomentarinya

Afif Khoirul M

Penulis

Harta karun peninggalan kerajaan Srwijaya di dasar sungai Musi.

Intisari-online.com - Bukan rahasia lagi jika Indonesia menang dikenal sebagai negara yang penuh dengan kekayaan seperti emas dan barang tambang lainnya.

Namun, tahukah Anda jika di Indonesia ternyata juga penuh dengan harta karun terpendam yang terkubur di bawah tanah di Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh media Inggris Daily Mail, dan media asal Vietnam 24h.com.vn.

Kedua media asing tersebut menyoroti sungai di Indonesia yang dipenuhi harta karun seperti emas peninggalan Sriwijaya.

Baca Juga: Lumpurnya Saja Dipenuhi Serpihan Daun Emas Langka, Piramida para 'Firaun Hitam' Ini Bikin para Peneliti Harus Bertaruh Nyawa untuk Mengungkapnya, Strukturnya Tak Lazim

Banyak nelayan di pulau Sumatra tampaknya telah menemukan reruntuhan Sriwijaya.

Dinasti kerajaan terkenal kaya tetapi menghilang secara misterius dalam sejarah Indonesia, dan sangat ingin menemukan emas dan barang antik, lapor Daily Mail.

Selama lima tahun terakhir, nelayan yang tinggal di sepanjang Musi sungai yang terkenal dengan buaya di pulau Sumatera telah menemukan banyak harta dan barang antik.

Temuan mereka yang paling menakjubkan adalah patung Buddha bertatahkan batu giok besar yang bernilai jutaan dolar.

Baca Juga: Bikin Heboh Media Asing Sampai Menyebutnya 'Pulau Emas', Harta Karun Senilai Puluhan Miliar di Dasar Sungai Musi Diklaim Jadi Jawaban 'Pompeii' versi Asia, Kok Bisa?

Harta karun ini dikatakan milik dinasti Sriwijaya yang terkenal dan kaya raya.

Sriwijaya tercatat dalam sejarah Indonesia pada abad ke-7, dan pada abad ke-13 musnah secara misterius.

"Banyak penjelajah mencoba menemukan reruntuhan dinasti Sriwijaya, tetapi mereka tidak berhasil," kata Sean Kingsley, seorang arkeolog maritim Inggris.

"Bahkan di kota Palembang (Indonesia), yang dikatakan sebagai ibu kota dinasti Sriwijaya, para arkeolog belum dapat menemukan cukup banyak tembikar kuno untuk sebuah desa. Rahasia Sriwijaya belum terungkap," tambahnya.

"Namun, dalam lima tahun terakhir, sesuatu yang luar biasa telah terjadi," katanya.

"Banyak nelayan yang tinggal di dekat Sungai Musi telah menemukan koin, emas, batu mulia, batu giok, dan bahkan patung Buddha. Ini kemungkinan besar milik dinasti Sriwijaya yang hilang," kata Kingsley.

Baca Juga: Demi Emas, Orang-orang Ini Hancurkan Kerajaan Kush yang Berusia 2.000 tahun di Sudan Dekat 'Tanah Firaun,' Namun Hal Lebih Ironis Ini Terjadi

Pada zaman dahulu, Sumatera disebut sebagai "pulau emas" karena cadangan emasnya yang besar.

Sekarang, nama ini kembali populer ketika orang terus menemukan barang antik, emas, dan batu giok di pulau Sumatera.

"Selain perhiasan yang indah, dasar Sungai Musi juga berisi berton-ton koin dan keramik China. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan perdagangan antara pulau Sumatera dan Cina telah berkembang sejak lama," jelas Kingsley.

"Patung Buddha dan beberapa lonceng perunggu yang ditemukan di dasar Sungai Musi menunjukkan bahwa pada zaman dahulu agama Buddha masuk ke Indonesia melalui perdagangan dengan China," kata Kingsley.

Jatuhnya dinasti Sriwijaya yang dulu makmur masih menjadi misteri.

Menurut Kingsley, sangat mungkin bahwa Sungai Musi tiba-tiba berubah arah dan melanda ibu kota Sriwijaya dan sekitarnya.

Baca Juga: Buruan Simpan Jika Memilikinya, Ternyata 3 Uang Koin Ini Terbuat Dari Emas, Sudah Beredar Namun Akan Ditarik Lagi Oleh Bank Indonesia

"Rumah, candi, istana Sriwijaya mungkin telah terendam oleh sungai. Artefak yang ditemukan orang hanyalah beberapa dari sisa-sisa dari dinasti yang menjadi garis hidup Jalur Sutra Maritim, "kata Kingsley.

"Penggalian dasar sungai Musi sangat penting untuk mengungkap itu semua. Sungai ini penuh dengan buaya yang menyembunyikan terlalu banyak rahasia," jelasnya.

"Pemerintah juga perlu mengontrol secara ketat kegiatan penambangan emas di Sungai Musi untuk melindungi barang antik dan monumen," tambah Kingsley.

Artikel Terkait