Kedengarannya Halu, Tetapi Kisah Ini Diceritakan Oleh Perwira Militer AS, Konon Alien Pernah Nyaris Memicu Perang Dunia III Sederet Fakta Militer AS dengan Makhluk Luar Angkasa Ini Pun Mulai Terkuak

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Serangan UFO pada militer Amerika.

Intisari-online.com - Banyak yang tidak percaya dengan keberadaan makhluk luar angkasa, faktanya kebenaran soal makluk tersebut pun memang tak pernah bisa dibuktikan.

Namun, sedert pengakuan dari orang-orang terkenal hingga kisah misterius pun pernah terjadi.

Termasuk kisah serangan Alien pada militer Amerika berikut ini.

Pejabat AS telah memperhatikan bahwa fenomena udara tak dikenal (UAP) sering terjadi di tempat pelatihan dan pengujian militer AS.

Baca Juga: Ogah Berlutut di Kaki Amerika Serikat, Kim Jong-Un Pongah Ngaku Punya Militer Tak Terkalahkan Terkuak Ini Dia Senjata Terbaru yang Disembunyikan Militer Korea Utara, Apa Itu?

Beberapa mantan pejabat Angkatan Udara AS bahkan percaya ada intervensi luar angkasa dalam senjata nuklir Washington.

Melansir Daily Star, empat mantan pejabat Angkatan Udara AS percaya bahwa benda terbang tak dikenal (UFO), mungkin dari makhluk luar angkasa, telah melumpuhkan beberapa sistem senjata nuklir militer AS.

UFO ini bahkan menembakkan beberapa rudal nuklir, sebuah langkah yang dapat memicu Perang Dunia III, sebelum dinonaktifkan.

Kisah ini diceritakan Robert Salas, mantan perwira Angkatan Udara AS (USAF).

Baca Juga: Menjelma Menjadi Salah Satu Negara Terkuat di Dunia, China Justru Disebut Makin Memberi Ancaman ke Asia, Pakar Bongkar Alasan Ini

Ia pernah menjadi komandan fasilitas kendali peluncuran rudal nuklir bawah tanah yang dikelola Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom di negara bagian barat Montana, Amerika, 1967.

Salas mengatakan bahwa pada tanggal 24 Maret 1967, 10 rudal balistik antarbenua di bawah kendalinya mengalami masalah.

Menurut Salas, delapan hari sebelumnya, insiden serupa terjadi di fasilitas kontrol rudal nuklir AS lainnya.

Insiden tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di antara para pemimpin militer AS tentang serangan alien.

Empat mantan kolonel USAF bersumpah untuk memberi tahu semua yang mereka ketahui tentang kasus UFO yang merusak sistem senjata dan mengungkapkan dokumen pemerintah AS yang tidak diklasifikasikan.

Kelompok ini memutuskan untuk berbicara dengan harapan memaksa Kongres AS untuk menyelidiki dan mengadakan dengar pendapat publik tentang laporan UFO yang melucuti senjata nuklir di pangkalan militer AS.

Baca Juga: Dikaitkan Dengan Kasus Tenggelamnya Kapal Selam Indonesia, Pakar Australia Ini Bongkar Fakta Mengejutkan di Balik Kapal Selam AS yang Menabrak Obyek Misterius di Laut China Selatan

Setelah berhasil meminta lebih dari 13.000 dollar AS, Salas akan mengadakan konferensi pers di National Press Club of America di Washington DC pada 19 Oktober 1967 untuk mempresentasikan sertifikat, bukti klaimnya kepada dunia.

Informasi mengejutkan dari mantan kolonel USAF datang setelah seseorang merekam UFO muncul di atas pangkalan Buckley Space Force, Colorado, AS, memicu teori bahwa alien Planet ini memata-matai militer AS.

Pada bulan Juni tahun ini, Pentagon merilis laporan dari Satuan Tugas UAP, yang menunjukkan bahwa militer AS memiliki 144 pertemuan "tatap muka" dengan UFO pada paruh pertama tahun ini.

Laporan Pentagon dirilis setelah Kongres AS meloloskan RUU yang diusulkan di bawah Trump yang akan mengharuskan Pentagon untuk merilis laporan tersebut kepada Komite Intelijen Senat tentang UAP.

Laporan ini dibangun di atas serangkaian laporan lain, yang diserahkan ke Satuan Tugas UAP antara tahun 2004 dan 2021.

Setelah meninjau laporan tersebut, para pejabat AS menemukan bahwa UAP cenderung lebih terkonsentrasi di sekitar lokasi pelatihan dan pengujian militer AS.

Baca Juga: Pamer Pesawat Siluman Canggih Ini, Amerika Langsung Dibikin Malu Oleh China, Negeri Panda Blak-Blakan Bongkar Kelemahan Pesawat Tersebut Tak Sesangar Bentuknya

Selain itu, mereka juga mengklaim bahwa beberapa UFO dikembangkan oleh teknologi China, Rusia, atau LSM pembangunan.

Namun, ini hanya hipotesis dan lebih banyak bukti diperlukan untuk mengkonfirmasi.

Meski demikian, kebenaran soal ini masih dirahasikan, dan hanya menjadi sebatas laporan yang dipublikasikan secara tidak resmi.

Artikel Terkait