Ogah Berlutut di Kaki Amerika Serikat, Kim Jong-Un Pongah Ngaku Punya Militer Tak Terkalahkan Terkuak Ini Dia Senjata Terbaru yang Disembunyikan Militer Korea Utara, Apa Itu?

Afif Khoirul M

Penulis

Gambar yang diambil pada 24 Agustus 2019 dan dirilis 25 Agustus oleh kantor berita Korea Utara (KCNA) memperlihatkan Pemimpin Korut kim Jong Un merayakan uji coba senjata peluncur roket berukuran besar di lokasi yang tidak diketahui.

Intisari-online.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un bersumpah akan menciptakan kekuatan militer tak terkalahkan.

Ia mengklaim tindakannya sebagai bentuk perlawanan pada Amerika Serikat.

Karena dia mengklaim Amerika Serikat sedang mengejar kebijakan luar negeri untuk bermusuhan terhadap negaranya.

Menukil Daily Express Selasa (12/10/21), Korea Utara sendiri telah mengklaim baru saja menguji rudal hipersonik dan anti pesawat terbarunya.

Baca Juga: Identitasnya Bikin Korea Utara Kepanasan, Inilah Kim Kuk-Song Mata-mata Elit Korea Utara yang Kini Jadi Pembelot, Bocorkan Tugas-tugas Keji Sang Diktator Setelah Melarikan Diri

Tapi seberapa berbahayakah persenjataan militer Korea Utara? Apakah Kim Jong-un memiliki senjata nuklir?

Dalam laporan media pemerintah, Kim Jong-Un mengatakan dia akan membangun "militer yang tak terkalahkan" sebagai tanggapan atas kebijakan luar negeri AS yang bermusuhan terhadap Korea Utara.

Dalam sebuah pameran pertahanan, Kim bersikeras bahwa dia tidak mencoba memulai perang tetapisedangdalam pengembangan senjata negaranya adalah untuk pertahanan diri.

Kim menyatakan komitmennya untuk membangun militer Korea Utara dalam pidatonya di Pameran Bela Diri 2021 di Pyongyang.

Baca Juga: Muak Hadapi Kebijakan Bermusuhan AS, Kim Jong Un Janji Bakal Bangun Militer Korea Utara yang Tak Terkalahkan

"Kami tidak membahas perang dengan siapa pun, melainkan untuk mencegah perang itu sendiri dan untuk benar-benar meningkatkan pencegahan perang untuk perlindungan kedaulatan nasional," katanya.

Dia mengecam AS karena memicu ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Korea Selatan telah membalas ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara dengan berinvestasi di militernya sendiri.

Meskipun tidak memiliki senjata nuklir sendiri, Korea Selatan sekarang memiliki kemampuan untuk meluncurkannya.

Ini berhasil menguji rudal balistik yang diluncurkan pada kapal selam pada bulan September.

Sedangkan Korea Utara, meskipun dilarang dari pengujian rudal balistik dan senjata nuklir oleh PBB, negara itu terus mengembangkan program nuklirnya.

Baca Juga: Membelot ke Korea Selatan, Mantan Agen Mata-mata Korea Utara Ini Bocorkan Rahasia Terbesar Korea Utara, Ternyata Begini Cara Kim Jong-Un Hasilkan Uang, 'Gunakan Segala Cara'

Pada bulan September, badan atom PBB mengatakan Kim Jong-un tampaknya telah memulai kembali reaktor yang dapat menghasilkan plutonium untuk senjata nuklir.

Badan atom PBB menggambarkan ini sebagai perkembangan yang "sangat meresahkan".

Pada Juli 2021 Angkatan Darat AS mengatakan Korea Utara mungkin memiliki antara 20 hingga 60 bom nuklir menurut Wall Street Journal.

Mereka menambahkan negara itu mungkin memiliki kemampuan untuk memproduksi enam bom baru setiap tahun.

Namun ada keraguan apakah Korea Utara telah mengembangkan teknologi untuk bisa meluncurkan senjatanya agar bisa mengenai sasaran seperti AS.

Korea Utara meluncurkan rudal balistik baru pada Oktober 2020, meskipun ini belum diuji, BBC mengatakan persenjataan itu bisa mencapai sasaran di AS jika digunakan.

Baca Juga: Setelah Buat Amerika Jantungan Karena Terus Uji Coba Senjata Nuklirnya, Kim Jong-Un Malah Diam-diam Ingin Berbicara dengan AS, Bukan Ingin Tunduk Tetapi Ingin Katakan Hal Ini

Pada bulan Januari tahun ini, mereka meluncurkan rudal balistik kapal selam baru yang diluncurkan.

Korea Utara mengklaim ini adalah 'senjata paling kuat di dunia', tetapi sejak tahun 2020, senjata itu tampaknya belum diuji.

Pada Maret 2020, Korea Utara menguji apa yang disebutnya "proyektil terpandu taktis tipe baru", yang diklaim, secara teori, mampu membawa hulu ledak nuklir.

Media pemerintah Korea Utara mengklaim bisa melakukan perjalanan hingga 1.500 km (930 mil), yang akan menempatkan Jepang dalam jangkauan.

Mantan Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan pada Oktober program nuklir Korea Utara tetap menjadi "ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas kawasan dan dunia."

Artikel Terkait