Penulis
Intisari - Online.com -Krisis energi dunia mulai meluas, selain China dan Eropa, India juga mulai kekurangan sumber energi.
Dilansir dari Reuters, Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal pada Sabtu (9/10) memperingatkan krisis listrik di ibu kota India karena kekurangan batu bara, yang telah memicu pemadaman listrik di beberapa negara bagian timur dan utara negara itu.
"Delhi bisa menghadapi krisis listrik," kata Kejriwal dalam sebuah tweet di mana dia juga membagikan salinan surat kepada Perdana Menteri Narendra Modi yang menandai kekurangan bahan bakar di pembangkit listrik di sekitar Delhi.
Kejriwal mendesak pemerintah federal untuk mengalihkan pasokan batu bara dan gas ke utilitas yang memasok ibu kota, dengan mengatakan kota itu memiliki pusat-pusat strategis untuk kepentingan nasional dan pasokan yang sangat penting untuk rumah sakit dan pusat vaksinasi virus corona.
Kekurangan batu bara yang melumpuhkan telah menyebabkan kekurangan pasokan di negara bagian seperti Bihar, Rajasthan dan Jharkhand, dengan penduduk di wilayah tersebut mengalami pemadaman listrik hingga 14 jam sehari.
India mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya akan memfasilitasi pasokan gas untuk memungkinkan dua pembangkit listrik di Delhi untuk beroperasi.
NTPC Ltd yang dikelola negara juga telah diarahkan untuk meningkatkan stok batubara ke pembangkit listrik tenaga batubara dari negara bagian Uttar Pradesh yang berdekatan untuk memastikan pasokan.
Kekurangan pasokan listrik di Uttar Pradesh, yang menghadapi pemilihan umum pada awal 2022, telah melonjak menjadi 5,6% pada hari Jumat, tertinggi dalam beberapa hari terakhir, data pemerintah federal menunjukkan.
Reuters melaporkan pada hari Jumat bahwa, di India, lebih dari setengah dari 135 pembangkit listrik tenaga batu bara, yang memasok sekitar 70% dari listrik negara itu, memiliki stok bahan bakar untuk bertahan kurang dari tiga hari.
Permintaan untuk tenaga industri telah melonjak di India setelah gelombang kedua pandemi virus corona, dengan meningkatnya aktivitas ekonomi yang mendorong konsumsi batu bara di konsumen komoditas terbesar kedua di dunia itu.