Penulis
Intisari-online.com - Sejek berkuasa di Afghanistan, Taliban sempat mengatakan mereka tidak akan menerepkan hukum yang kejam.
Bahkan mereka mengakui akan lebih lembut dalam menerapkan hukum syariah yang mereka anut.
Namun, pada kenyataanya laporan mengatakan Taliban nekat gunakan cara sadis pasca eksekusi mati penjahat.
Menurut laporan 24h.com.vn, pada Selasa, (5/10/21), Taliban gunakan derek, untuk menggantung mauat tiga tersangka penjahat, untuk menakuti publik.
Tiga mayat tersebut, adalah penjahat yang ditangkap oleh Taliban kemudian dieksekusi mati.
Sementara itu, ini bukan pertama kalinya Taliban melakukan hal semacam ini.
Sebelumnya, mereka juga melakukan tindakan serupa dengan pamerkan mayat setelah melakukan eksekusi mati pada penjahat.
Sebenarnya apa kejahatan yang dilakukan tersangka sampai dieksekusi mati, kemudian mayatnya dipamerkan di depan umum?
Menurut wakil gubernur provinsi Herat, Mawlawi Shir Ahmad Muhajir, tiga pria yang digantung dari derek melakukan "membobol rumah orang" di distrik Obe dan ditembak mati.
Foto-foto yang diterbitkan di surat kabar Inggris menunjukkan mayat-mayat diikat dengan tali di leher mereka, digantung dengan bangau.
Penduduk setempat berdiri di bawah menonton, beberapa mengeluarkan smartphone mereka untuk mengambil gambar.
Ini adalah kasus pencegahan publik terbaru Taliban.
Ada tanda-tanda organisasi ini kembali ke aturan brutal tahap pertama (1996 – 2001).
Beberapa minggu lalu, Taliban juga menggantung mayat empat pria di sebuah alun-alun di Afghanistan.
Orang-orang ini dituduh terlibat dalam penculikan dan pemerasan anak di Provinsi Herat.
Amnesty International juga baru-baru ini menuduh Taliban secara tidak adil membunuh 13 minoritas Hazara.
Kebanyakan dari mereka adalah tentara Afghanistan selama pemerintahan sebelumnya meskipun mereka menyerah.
Pembunuhan itu terjadi di desa Kahor, provinsi Daykundi, Afghanistan tengah pada 30 Agustus.
Sebelas korban adalah mantan tentara Afghanistan. Dua lainnya adalah warga sipil.
Dalam perkembangan terpisah, utusan khusus Perdana Menteri Inggris baru-baru ini bertemu dengan para pemimpin Taliban di Kabul, dalam upaya untuk mencegah Afghanistan menjadi "surga bagi teroris".
Utusan khusus Simon Gass bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Taliban Abdul Ghani Baradar dan Abdul-Salam Hanafi, serta Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi.
Para pemimpin Taliban juga bertemu dengan delegasi Iran pada 5 Oktober, dengan tujuan meningkatkan perdagangan dan ekonomi.