Penulis
Intisari-Online.com -Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkhawatirkan ketimpangan distribusi vaksin Covid-19 secara global.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Data WHO ternyata menunjukkan jika 75% dari total vaksin global ada di negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas.
Artinya negara-negara kaya menguasai vaksin global.
Ketidakadilan yang mengerikan
Dalam sambutan di Forum Pemimpin Dunia Universitas Columbia Rabu (29/9), Tedros menyebut ketimpangan itu sebagai "ketidakadilan yang mengerikan".
"Lebih dari 75% vaksin telah dikirim ke negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas. Negara-negara berpenghasilan rendah baru menerima kurang dari 0,5% vaksin dunia. Di Afrika, hanya 4% orang yang sudah divaksinasi penuh," ungkap Tedros, seperti dikutip TASS.
Tedros mengungkapkan lebih dari 6 miliar dosis vaksin Covid-19 kini sudah didistribusikan secara global dan hampir sepertiga populasi dunia sudah divaksinasi penuh.
WHO menargetkan bisa memvaksinasi 40% dari populasi setiap negara sampai akhir tahun 2021, dan mencapai 70% pada pertengahan tahun depan.
"Target ini benar-benar dapat dicapai, tetapi hanya jika negara dan perusahaan yang mengontrol pasokan vaksin global melakukan bagian mereka dengan adil," lanjut pemimpin WHO.
Kemudian menurut Tedros, satu-satunya cara agar seluruh populasi dunia bisa divaksin penuh yaitu dengan menanamkan kesadaran bahwa program ini tidak bisa berjalan secara terpisah.
Artinya semua pihak harus bekerjasama dengan pandangan yang sama.
Ketimpangan ini bisa membuat pandemi akan terus ada di masa depan.
Terburuknya adalah ketika virus terus menjadi varian baru.
"Semakin lama ketidakadilan vaksin berlanjut, semakin lama gejolak sosial dan ekonomi akan berlanjut, dan semakin besar peluang virus untuk beredar dan berubah menjadi varian yang lebih berbahaya,” tegas Tedros.