Find Us On Social Media :

Baru 8 Bulan Menjabat Sebagai Presiden Amerika, Kesabaran Joe Biden Mulai Habis, Mendadak Malah Menyatakan Perang Terhadap 80 Juta Rakyatnya Sendiri, Ada Apa?

By Mentari DP, Jumat, 10 September 2021 | 13:30 WIB

Presiden AS Joe Biden soal kasus virus corona tertinggi di dunia.

Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan kasus virus corona tertinggi di dunia.

Berdasarkan data dari worldometers.info, AS memiliki 41.561.156 kasus positif per Jumat (10/9/2021).

Hal itu menjadikan AS masih menjadi negara dengan kasus virus corona tertinggi di dunia.

Baca Juga: Warga Satu Indonesia Boleh Bernapas Lega, Sempat Pecahkan Rekor Kasus Harian Covid-19 Tertinggi di Dunia, Kini Hanya Tersisa 5 Zona Merah di Indonesia, di Mana Saja?

Masih tingginya kasus di AS mungkin menjadi salah satu penyebab Presiden AS Joe Biden langsung menyatakan perang terhadap 80 juta orang Amerika yang belum mendapatkan vaksin Covid-19.

"Ini bukan tentang kebebasan atau pilihan pribadi," kata Presiden Biden seperti dilansir dari dailymail.co.uk pada Jumat (10/9/2021).

"Ini tentang melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar Anda, orang-orang yang bekerja dengan Anda, orang-orang yang Anda sayangi, orang-orang yang Anda cintai."

"Tugas saya sebagai presiden adalah melindungi semua orang Amerika," katanya.

"Kami sudah bersabar tapi kesabaran kami menipis."

Baca Juga: Pantas Saja Indonesia Ngotot Gunakan Sinovac Sebagai Vaksin Andalan Dibanding Vaksin Lain Meski Efektifitasnya Disebut-sebut Bakal Berkurang, Hal Ini Jadi Alasannya

"Dan penolakan Anda telah merugikan kita semua. Jadi tolong lakukan hal yang benar," terang Presiden Biden.

Pidato Presiden Biden adalah perubahan nyata dari pernyataan sebelumnya tentang pandemi Covid-19.

Presiden Biden bahkan menggunakan nada kasar dan kesar dengan mereka yang belum divaksinasi dan menyatakan ketidaksabaran dengan keputusan mereka untuk tidak mendapatkan vaksin.

Bahkan Presiden Biden siap berbicara secara langsung dengan mereka jika mereka meragukan keamanan dan efisiensi vaksin.

Jika masih banyak orang Amerika yang tidak mau divaksin, maka Presiden Biden akan meminta mereka ditindak tegas.

Sebagai contoj karyawan federal yang menolak divaksin bisa dipecat dan perusahaan yang tidak mematuhi akan menghadapi denda ribuan dolar.

Ketegasan Presiden Biden beralasan.

Sebab, dia mendapat laporan bahwa jumlah pasien rawat inap meningkat di seluruh Amerika Serikat karena varian Delta terus bermunculan.

Presiden Biden lantas menuduh mereka yang tidak divaksinasi memenuhi rumah sakit dan membanjiri unit perawatan intensif dan ruang gawat darurat.

Itu membuat seseorang yang mengalami serangan jantung atau kanker pankreas tidak mendapat perawatan yang tepat.

Baca Juga: Heboh! Pasien Covid-19 Tagih Rp488 Juta, Manajemen Rumah Sakit Medan Beberkan Kejadian Sebenarnya, 'Tidak Semua Di-cover Kemenkes'

"Kami tidak bisa membiarkan tindakan ini menghalangi perlindungan sebagian besar orang Amerika yang telah melakukan bagian mereka dan ingin kembali hidup seperti biasa," ungkap Presiden Biden.

Jika pesannya ini masih dianggap remeh, maka Presiden Biden akan mengumumkan rencana baru yang lebih agresif.

Misalnya dengan meminta Departemen Tenaga Kerja mengeluarkan perintah darurat sementara untuk mewajibkan semua bisnis memastikan setiap pekerja sudah divaksinasi sepenuhnya atau diuji setidaknya sekali seminggu.

Setiap bisnis yang melanggar aturan baru akan menghadapi denda besar, hingga $ 14.000.

Biden berpendapat beberapa perusahaan terbesar di negara itu sudah membutuhkan vaksin, termasuk, katanya, Fox News.

 

Baca Juga: Bikin Panik Satu Dunia, Tak Hanya Sinovac, Data Terbaru Bongkar Kemanjuran Vaksin-vaksin Ini Juga Sudah Mulai Berkurang