Penulis
Intisari-Online.com - Pada Rabu (1/9/2021) kemarin, Pemerintah Timor Leste mengumumkan, Perdana Menteri Taur Matan Ruak dinyatakan positif Covid-19.
Itu terjadi ketika negara termuda Asia Tenggara ini menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Perdana menteri berusia 64 tahun yang telah divaksinasi penuh terhadap virus pada Juni tersebut, kemudian melakukan isolasi mandiri di kediamannya dengan perawatan pekerja medis.
Hal itu seperti yang disampaikan ketua Dewan Menteri Fidelis Manuel Leite Magalhaes.
“Kami bersyukur perdana menteri sudah dua kali disuntik vaksin Covid-19. Kondisinya membaik,” katanya kepada wartawan Dili dikutip UCA News (2/9/2021).
Timor Leste kini tengah menghadapi peningkatan kasus harian yang signifikan setelah awalnya berhasil mengendalikan pandemi ketika pertama kali melanda negara itu tahun lalu.
Pada 1 September, ada 4.480 kasus aktif, sehingga jumlah infeksi menjadi 16.941 sejak pandemi dimulai, menurut Pusat Manajemen Krisis Terpadu negara itu.
Korban meninggal mencapai 72, dengan lebih dari setengahnya terjadi sejak bulan lalu.
Sementara itu, pada 1 September, tercatat ada lima kematian, merupakan yang tertinggi dalam satu hari di negara berpenduduk hanya sekitar 1,3 juta tersebut.
Pada 24 Agustus lalu, negara ini mencatat 532 kasus baru, yang dilaporkan sebagai kenaikan harian terbesar sejak pandemi dimulai tahun lalu.
Lonjakan kasus Covid-19 di Timor Leste telah dikaitkan dengan varian Delta yang sangat menular seperti yang terjadi di berbagai negara.
Pada saat itu, mengutip UCA News, Rumah Sakit Nasional Guido Valadares di Dili, rumah sakit rujukan Covid-19 utama negara itu mengalami kekurangan staf.
Hal itu terjadi karena sebanyak 116 staf medisnya, termasuk 26 dokter dan 53 perawat, terinfeksi Covid-19.
Sistem kesehatan di Timor-Leste dikatakan dalam bahaya runtuh. Perdana Menteri Taur Matan Ruak juga mengungkapkan, tanpa 'bantuan' semua pihak, pemerintah tidak mampu 'mengalahkan' virus corona.
“Saya menyesal mengatakan bahwa sistem perawatan kesehatan kita dalam bahaya runtuh,” katanya pada 24 Agustus.
“Pemerintah sendiri tidak akan mengalahkan pandemi ini. Kita semua harus memainkan peran kita dalam memerangi musuh ini,” katanya.
Dia pun mengungkapkan, pemerintah telah meminta bantuan internasional di bidang logistik dan sumber daya.
Sementara itu, kini Dewan Menteri telah memutuskan untuk memperpanjang penguncian di ibu kota Dili hingga 9 September, termasuk bagi mereka yang telah divaksinasi lengkap. Pertemuan massal, termasuk kegiatan keagamaan pun dilarang.
Pemerintah juga telah menerapkan pembatasan sosial yang ketat di tempat lain, termasuk di sepanjang perbatasan dengan Indonesia.
Timor-Leste juga terus meningkatkan upaya vaksinasi yang telah menjangkau 754.800 orang berusia di atas 18 tahun. Sekitar 51,6 persen dari populasi telah menerima suntikan pertama mereka, sementara 26,1 persen telah divaksinasi penuh.
(*)