Find Us On Social Media :

Mati-matian Berperang dengan Indonesia Untuk Merdeka, Ternyata Timor Leste Dibantu 3 Negara Asing Ini, Tapi Salah Satunya Justru Ingin 'Keruk' Kekayaan Minyak Bumi Lorosae

By Mentari DP, Minggu, 5 September 2021 | 15:30 WIB

Timor Leste.

Intisari-Online.com - Sudah menjadi rahasia umum bahwa Timor Leste pernah menjadi wilayah Indonesia.

Namun pada tahun 1999, Timor Leste memutuskan untuk keluar dari Indonesia.

Prosesnya tidak mudah.

Baca Juga: Salah Kaprah, Ingin Jadi Negara Kaya Dengan Gunakan Dollar AS, Justru Timor Leste Makin Bergelut dengan Kemiskinan Walau 22 Tahun Sudah Pisah dari Indonesia

Selama 1976-1999, Timor Leste menghadapi perjuangan yang panjang untuk melepaskan diri dari kesatuan NKRI.

Tentu saja Indonesia tidak semudah itu melepaskan Timor Timur, nama Timor Leste dulu.

Indonesia bahkan melakukan banyak operasi. Salah satu yang paling terkenal adalah operasi Seroja.

Operasi Seroja, sebuah langkah militer untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.

Tapi mengapa Timor Leste masih bisa melepaskan diri dari Indonesia?

Menurut sebuah sebuah penelitian, ternyata itu semua karena ada campur tangan negara asing.

Dikatakan bahwa setidaknya ada tiga negara yang berada di balik lepasnya Timor Leste dari Indonesia.

Baca Juga: Tahu Taliban Anti Wanita, 20 Pasukan Khusus Inggris Cara 'Gila' Ini untuk Melarikan Diri dari Afghanistan, Sukses Kelabuhi Taliban Tanpa Ketahuan!

 

Mereka adalah Australia, Amerika Serikat (AS), dan Portugal.

Ketiga negara tersebut dianggap memiliki peran besar dalam kemerdekaan Timor Leste.

Ada beberapa faktor yang membuat 3 negara itu membantu Timor Leste merdeka.

Pertama, faktor sumber daya di palung timor yang sangat diinginkan oleh Australia.

Kedua diduga faktor perang dingin tidak inginnya Komunis berkembang di Indonesia oleh Amerika Serikat (AS).

Dan ketiga adalah Portugal dengan faktor revolusi Bunga.

Revolusi Bunga sendiri merupakan kudeta yang terjadi di Portugal, di mana Antonio De Spinola mengambil alih kepemimpinan Portugal.

Spinola ternyata pernah berjanji untuk menghidupkan demokrasi dan memberi hak politik kepada mantan daerah koloni mereka, yaitu Timor Timur.

Untuk menepati janji itu, maka tercetuslah 3 partai besar di Timor Leste.

Pertama, UDT (Uniao Democratica Timorense). Ini adalah partai yang berada di bawah Portugal.

Kedua, Fretilin (Frente Revolutionaria de Timor Leste Independente). Partai ini memperjuangkan Timor Leste agar menjadi negara yang merdeka.

Ketiga, Apodeti (Associacao Populler democratic Timorense). Partai ini memperjuangkan agar Timor Timor tapi tetap berintegrasi dengan Indonesia.

Baca Juga: Ibu Hamil di Indonesia Sama Sekali Tidak Tahu, Ternyata Konsumsi Buah Srikaya Bisa Cegah Berbagai Masalah Ini Selama Kehamilan, Nyesal Baru Tahu!

 

Dari 3 partai itu, Fretilin menenangkan pemilu pada tahun 2002 dan melalui referendum ditetapkan bahwa Timor Leste diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai sebuah negara.

Hanya saja, setelah kemerdekaan itu, hanya ada satu negara yang diuntungkan.

Yaitu Australia.

Dilaporkan, Australia dituduh mengeruk jutaan dollar dari pendapatan minyak Timor Leste.

Semua itu karena Australia melakukan penandatanganan perjanjian pada Maret 2018.

Di mana Timor Leste bergantung pada minyak mendapatkan 100 persen ladang Bayu-Undan. Lalu dibagi 90-10 dengan Australia.

Timor Leste memang pada akhirnya mendapatkan uang, tapi uang itu langsung habis untuk kebutuhan kesehatan dalam setahun.

Timor Leste pun akhirnya dikonfirmasi.

Mereka mengatakan puluhan tahun Australia mengambil keuntungan dari ladang minyak mereka.

Baca Juga: Desas-desus Satu-satunya Wilayah yang Belum Dikuasai Taliban Kini Telah Jatuh, Perayaan Kelompok Militan Itu Malah Sebabkan 17 Orang Tewas, 'Jangan Tembak Sembarangan!'