Balaskan Kematian 13 Tentara AS, Pasukan Elite Inggris SAS Bertahan di Afghanistan, Taliban Secara Mengejutkan 'Ingin' Gabung, Alasannya?

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

SAS menyelamatkan warga Afghanistan dari Taliban

Intisari-Online.com - Demi membalaskan kematian 13 tentara AS, sekelompok kecil pasukan elite Inggris SAS bertahan di Afghanistan.

Melansir Kompas.com mengutip Mirror.co.uk, sumber mengungkapkan, 40 personel tentara dari resimen Who Dares Wins itu meminta supaya diizinkan melawan ISIS-K.

Yakni kelompok yang mengakudalang serangan bom bunuh diri di kawasan bandara Kabul, yang juga menewaskan ratusan warga Afghanistan.

ISIS-K telah meledakkan bom bunuh diri di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, pada Kamis (26/8/2021) lalu yangmenyebabkan kematian 13 prajurit AS, dua warga Inggris dan 160 warga Afghanistan.

Baca Juga: Dulu Musuh Bebuyutan Kini Militer AS dan Taliban Justru Malah Hadapi Musuh yang Sama ISIS-K, Mungkinkah Amerika dan Taliban Bakal Berkomplot?

Permintaan SAS untuk bertahan ini muncul setelah penerbangan terakhir dari proses evakuasi Inggris sudah lepas landas pada Sabtu (28/8/2021).

Satuan tugas evakuasi yang berjumlah 1.000 tentara pun dikirim pulang, dengan beberapa anggota Brigade Serangan Udara 16 sudah kembali ke Oxfordshire.

Dalam laporan eksklusif Daily Mirror, SAS diyakini mendirikan basis operasi mereka di wilayah perbatasan Afghanistan dan Pakistan.

Wilayah itu nanti akan menjadi jaringan komando mereka untuk melawan ISIS-K, yang beropasi di Region Khorasan.

Baca Juga: Senjata Makan Tuan, Sok-sokanKuasaiAfghanistan, Kini Pemimpin Taliban Mendadak Memohon Bantuan Amerika, Ternyata ISISPunya Rencana Gulingkan Taliban!

Markas mereka juga akan dipakai oleh pasukan khusus Angkatan Laut Inggris SBS, Delta Force, dan Navy SEAL yang keduanya adalah unit elite AS.

Pasukan khusus tersebut akan ditopang oleh drone AS dan jika memungkinkan, Inggris bakal mengerahkan jet tempurnya.

Membutuhkan izin dari Taliban untuk beroperasi di wilayah Afghanistan, sumber pertahanan itu meyakini unit itu akan mendapat lampu hijau.

Pasukan khusus dua negara Barat itu akan bekerja sama seperti Task Force Black, yang dulu pernah diterjunkan di Irak.

Baca Juga: Pantesan Amerika Marah Besar Sampai Berniat Kirim Kembali Militernya ke Afghanistan, Serangan Kelompok Teror Ini Dianggap Sudah Keterlaluan, Sampai Dicap Lebih Buruk dari Taliban

Yang mengejutkan, sumber itu menyatakan tidak menutup kemungkinan Taliban akan bekerja sama untuk melawan ISIS-K.

Abdul Rehman al-Loghri disebut merupakan pelaku bom bunuh diri yang mengguncang kawasan Bandara Hamid Karzai, Kamis (26/8/2021).

Sumber tersebut mengatakan, di antara 13 tentara AS yang tewas terdapat korban dari unit Pasukan Ekspedisi Marinir Ke-24.

"Unit ini sudah memberikan bantuan kepada SAS dan SBS ketika bertugas di Afghanistan selama bertahun-tahun," kata dia.

Baca Juga: Dulu Dipuja Setengah Mati Sebagai Sosok Terbaik Pengganti Donald Trump, Joe Biden Malah Terancam Bernasib Sama dengan Donald Trump Gara-gara Kegagalannya di Afghanistan

Sumber itu menceritakan bagaimana unit marinir AS tersebut sudah membantu menyediakan logistik hingga merawat korban luka.

Karena itu, Pasukan Ekspedisi Marinir Ke-24 punya ikatan kuat dengan dua unit elite tersebut, terutama SBS.

(*)

Artikel Terkait