Find Us On Social Media :

Bak Menari di Atas Penderitaan Warga Afghanistan, Ternyata Negara Terdekat Mereka Inilah yang Gelonggongkan Dana Segar dan Bahkan Beri Kehidupan Layak Anggota Taliban untuk Bisa Hancurkan Afghanistan

By Maymunah Nasution, Minggu, 22 Agustus 2021 | 18:29 WIB

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani (kiri) bersama Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (kanan), Ghani anggap Khan sebagai teman dan sekutu, nyatanya Pakistan adalah negara yang utus Taliban hancurkan Afghanistan

Sudah rahasia umum jika Taliban diperbolehkan menggunakan wilayah Pakistan untuk mengobati para pejuang mereka yang terluka, merekrut anggota baru dari seminar agama, menggalang dana untuk yang mereka sebut "perang suci" bahkan mendidik anak-anak mereka di sekolah elit di Pakistan.

Sebelum digulingkan, Ghani mengklaim dalam sebuah konferensi Juli lalu di Tashkent, Uzbekiztan, bahwa ada 10 ribu jihadis pergi dari Pakistan untuk bergabung pasukan Taliban melawan militer Afghanistan.

Klaim tersebut ditolak mentah-mentah oleh Pakistan saat itu.

Namun tidak pernah ada penampikan resmi di tengah laporan media yang luas bahwa pemimpin Taliban diperbolehkan bergerak bebas di Pakistan sementara mereka menggerus pemerintahan Ghani yang didukung AS.

Baca Juga: Tidur Tenang Bersama 4 Istrinya, Sampai Mendengar Suara Helikopter Amerika, Istri Osama Bin Laden Ceritakan Malam Terakhirnya Sebelum Sang Suami Dibunuh Militer Amerika

Pakistan secara mendasar melawan paham Ghani yaitu etnonasionalisme.

Banyak warga Islamabad menganggap paham itu sebagai potensi ancaman kepada minoritas mereka di wilayah Pashtun.

Ghani dulunya adalah kepala adat Pashtun sebelum menjadi pemimpin nasional.

Akhir Juni lalu, Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rashid Ahmed secara terbuka mendeklarasi jika anggota keluarga beberapa militan Taliban hidup aman di kota Pakistan, termasuk di distrik paling kiri Islamabad.

Baca Juga: Pantas Foto Mayat Osama Bin Laden Mati-Matian Disembunyikan Militer AS, Tentara Amerika Ini Bocorkan Betapa Mengerikannya Kondisi Sang Teroris Saat Dibunuh