Sudah rahasia umum jika Taliban diperbolehkan menggunakan wilayah Pakistan untuk mengobati para pejuang mereka yang terluka, merekrut anggota baru dari seminar agama, menggalang dana untuk yang mereka sebut "perang suci" bahkan mendidik anak-anak mereka di sekolah elit di Pakistan.
Sebelum digulingkan, Ghani mengklaim dalam sebuah konferensi Juli lalu di Tashkent, Uzbekiztan, bahwa ada 10 ribu jihadis pergi dari Pakistan untuk bergabung pasukan Taliban melawan militer Afghanistan.
Klaim tersebut ditolak mentah-mentah oleh Pakistan saat itu.
Namun tidak pernah ada penampikan resmi di tengah laporan media yang luas bahwa pemimpin Taliban diperbolehkan bergerak bebas di Pakistan sementara mereka menggerus pemerintahan Ghani yang didukung AS.
Pakistan secara mendasar melawan paham Ghani yaitu etnonasionalisme.
Banyak warga Islamabad menganggap paham itu sebagai potensi ancaman kepada minoritas mereka di wilayah Pashtun.
Ghani dulunya adalah kepala adat Pashtun sebelum menjadi pemimpin nasional.
Akhir Juni lalu, Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rashid Ahmed secara terbuka mendeklarasi jika anggota keluarga beberapa militan Taliban hidup aman di kota Pakistan, termasuk di distrik paling kiri Islamabad.