Penulis
Intisari-Online.com - Kabar menghebohkan datang dari dua sosok tahanan terkenal di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Khusus Kelas llA Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ryan Jombang dan Bahar bin Smith.
Baru-baru ini, disebut Ryan Jombang dipukul Bahar bin Smith di Lapas mereka ditahan.
Terkait perselisihan dua tahanan tersebut, Kepala Lapas Gunung Sindur Mujiarto mengatakan, keributan terjadi karena masalah uang.
"Iya terkait uang, tapi saya enggak mau (menjelaskan) sejauh itu ya," kata Mujiarto dikutip Kompas.com, Rabu (18/8/2021).
Meski enggan menjelaskan lebih jauh, Mujiarto menyebut keributan itu hanya kesalahpahaman dan sudah diselesaikan secara damai.
Bahar bin Smith merupakan terpidana kasus penganiayaan yang menjadi perbincangan pada tahun 2020 lalu.
Sementara Ryan Jombang atau Very Idam Henyansyah merupakan terpidana kasus pembunuhan berantai yang sempat begitu menghebohkan masyarakat Indonesia.
Kasus Ryan Jombang membuat banyak orang bergidik ngeri. Selain kasus pembunuhan terhadap 11 korban, kisah masa remajanya juga turut disorot.
Ryan Jombang tercatat telah membunuh 11 orang di Jakarta dan Jombang, kampung halamannya dengan rentang waktu 2006 hingga 2008
Akibat kejahatannya, Ryan kini menjalani hukuman sambil menunggu waktu eksekusi mati yang diputuskan Pengadilan Negeri Depok pada 6 April 2009.
Pembunuhan yang dilakukannya terbongkar berawal dari penemuan potongan tubuh di dekat Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan pada 12 Juli 2008.
Diketahui, mayat tersebut adalah Heri Santoso (40) seorang manager di perusahaan swasta di Jakarta.
Setelah kasus tersebut mencuat, kemudian muncul laporan warga yang kehilangan anggota keluarganya yang dekat dengan Ryan.
Ryan pun akhirnya membuat pengakuan mengejutkan, ia mengatakan telah membunuh 10 nyawa di Jombang.
Polisi kemudian menemukan empat kerangka di bekas kolam ikan belakang rumah orang tua Ryan di Jombang. Sementara enam korban lainya ditanam di halaman belakang.
Kisah mengejutkan tentang masa remaja Ryan Jombang juga terungkap dari pengakuan sang ibu saat menjalani pemeriksaan di Polres Jombang pada Minggu (27/7/2008) silam.
Disebut, saat masih duduk di Kelas III SMP Tembelang Jombang, sekitar tahun 1995, Ryan sempat akan membunuhnya.
Kasiatun menceritakan, saat itu ia baru saja membawa Ryan pulang dari RS Gatoel, Mojokerto.
Menurutnya, ketika itu terjadi, Ryan stres berat menjalani perawatan selama 2 pekan di rumah sakit tersebut.
Setelah mengetahui kejahatan Ryan, Kasiatun pun mengungkapkan penyesalannya atas apa yang dilakukan sang anak.
"Saya menyesal sekaligus minta maaf kepada keluarga korban dan masyarakat," katanya.
Ia mengaku, baik dirinya maupun suami, sebelumnya tidak mengetahui pembunuhan yang terjadi di rumah mereka.
Begitu mencuri perhatian masyarakat, kisah Ryan diangkat dalam film dokumenter pada 17 Oktober 2010 di sebuah jaringan televisi yang dimiliki Astro All Asia Networks, Crime&Investigation Network.
Film dokumenter tersebut berisi wawancara Ryan dan disebut ekslusif oleh pihak jaringan televisi tentang kehidupan pribadi dan kejahatan yang ia lakukan.
(*)