Kabar Gembira Bagi Umat Manusia, Setahun Berlalu Covid-19 Merajalela Orang-Orang dengan Kondisi Ini Dipastikan Masih Punya Antibodi Alami Untuk Melawan Virus Corona

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi COVID-19.

Intisari-online.com - Varian delta telah membalikkan keadaan, dari semula mulai mereda kasus virus corona.

Kini dunia kembali mencekam akibat varian baru ini muncul.

Akibat penularan yang begitu cepat, membuat ilmuwan mulai putar otak untuk melawan varian ini salah satunya dengan vaksin, yang awalnya ditunjukkan untuk melawan varian awal virus corona.

Meski demikian, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa antibodi dalam tubuh manusia sudah mulai berkembang.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang Lagi Sampai 23 Agustus 2021, Beginilah Foto-foto 'Menenangkan' Kota Kosong di Dunia Selama Karantina Covid-19

Jumlah antibodi di tubuh manusia akibat Covid-19 setahun lalu, masih efektif melawan varian Alpha dan Delta, varian paling umum di dunia saat ini.

Di antara orang yang pulih dari Covid-19 setahun yang lalu, 80% masih memproduksi antibodi untuk mencegah virus, kata peneliti Swedia, menurut Sputnik.

Para peneliti melacak kondisi 2.000 anggota staf yang telah terinfeksi Covid-19 di rumah sakit Danderyd.

Staf memberikan sampel darah setiap 4 bulan dan menjawab pertanyaan spesifik.

Baca Juga: Tahun Lalu Ngotot Dihentikan dengan Dalih Picu Kematian, Kini WHO Justru Jadikan Indonesia 'Kelinci Percobaan' Penggunaan Obat Malaria untuk Pengobatan Covid-19, Apa Bedanya?

"Kami melihat banyak orang memiliki gejala seperti kehilangan indera penciuman dan perasa. 10% orang yang terinfeksi Covid-19 tidak menunjukkan gejala," kata Sebastian Haverval, peneliti di Karolinska Institute, tentang masa-masa awal kasus-kasus ini.

Untuk 80% orang yang masih memproduksi antibodi, para peneliti menemukan bahwa jumlah antibodi masih memberikan perlindungan yang baik terhadap varian Alpha (pertama kali muncul di Inggris) dan Delta (pertama kali muncul di Inggris).

Delta saat ini adalah varian yang paling cepat menyebar dan paling berbahaya di dunia saat ini.

Sedangkan tingkat efektifitas pencegahan varian Beta dan Gamma belum begitu baik, hanya sekitar 30-40%, kata peneliti Sebastian Havervall.

Tim peneliti juga menemukan bahwa orang yang sembuh dari Covid-19 perlu menerima beberapa dosis vaksin.

Para peneliti percaya bahwa orang yang pulih dari Covid-19 hanya membutuhkan satu dosis vaksin, terlepas dari Pfizer atau AstraZeneca.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Usai, Kini Muncul Virus Marburg yang Sangat Menular dan Sudah Pernah Tewaskan 200 Orang, Direktur WHO: 'Berpotensi Menyebar Luas'

"Infeksi Covid-19 bertindak sebagai suntikan pertama, dan vaksin itu untuk meningkatkan produksi antibodi," kata peneliti Hevervall.

"Tingkat antibodinya setara dengan kelompok orang yang telah menerima dua dosis penuh vaksin dan belum pernah terinfeksi Covid-19," pungkas peneliti Havervall.

Sejauh ini, Swedia telah mencatat 1,11 juta infeksi Covid-19 dan lebih dari 14.600 kematian. Swedia adalah negara Nordik dengan jumlah kematian Covid-19 tertinggi.

Artikel Terkait