Penulis
Intisari-Online.com - Hanya satu tahun mengarungi lautan dari 1716 hingga 1717, Black Sam Bellamy menjadi bajak laut terkaya yang pernah ada.
Lahir sekitar tahun 1689 di Inggris bagian barat, karena tuntutan ekonomi, Samuel Bellamy mulai mengenal laut pada usia muda.
Pada 1702, Bellamy telah menjadi anak kapal, memberikan pelayanan untuk kapal angkatan laut.
Pada usia 17 tahun 1706, dia sudah menjadi pelaut yang terampil.
Dan pada tahun 1714 atau 1715, dia telah mencapai koloni-koloni Amerika.
Bellamy menetap di Cape Cod, Massachusetts, di mana diamenjalin hubungan dengan seorang wanita muda bernama Maria Hallett.
Keluarga Hallett mungkin tidak setuju dengan pelaut muda yang malang itu.
Jadi, Bellamy meninggalkannya dan mulai mencari kekayaan.
Namun dalam perjalanannya menuju kekayaan, Bellamy mengambil jalan memutar.
Gagal menemukan harta karun di sebuah kapal karam Spanyol di Hindia Barat, Bellamy menjadi bajak laut.
Bellamy bergabung dengan kru privateer terkenal Kapten Benjamin Hornigold di Mary Anne.
Di sana, dia mungkin telah berpapasan dengan pasangan pertama Hornigold, Edward Teach, yang kemudian membangun reputasi untuk dirinya sendiri sebagai bajak laut Blackbeard yang bermata liar.
Dan di Mary Anne transisi Bellamy menjadi pembajak ilegal dimulai.
Para kru memberontak ketika Hornigold mengatakan dia ingin berhenti menangkap kapal-kapal Inggris.
Mereka kemudian memilih untuk menjadikan Bellamy kapten dan mengibarkan bendera hitam dengan motif tengkorak dan tulang bersilang.
“Robin Hood” Dan Penangkapan Whydah
Sebagai kapten bajak laut, Samuel Bellamy tampil sebagai “sosok gagah.”
Dia mengenakan mantel beludru panjang, celana selutut, stoking sutra, dan sepatu bergesper.
Bellamy tidak hanya gagah, dia juga demokratis.
Dia memperlakukan semua orang di bawah komandonya secara setara, termasuk sepertiga krunya yang berkulit hitam yang sebelumnya diperbudak.
Sebagai imbalannya, para kru kapal juga setia dan memanggilnya "Robin Hood of the Seas."
Panggilan itu disematkan karena dia mencuri dari harta yang kaya dan berbagi harta jarahan dengan rekan-rekan sekapalnya.
Memang, Bellamy melihat dirinya sebagai sosok Robin Hood.
Dia dan krunya makin hari semakin kaya setelah pada akhir Februari 1717 menangkap kapal budak bernama Whydah.
Setelah menjual kargo manusianya di Jamaika, kapal tersebut dilaporkan menyimpan lebih dari empat setengah ton emas dan perak.
Tapi Whydah yang dipenuhi harta juga akan menjadi sumber kehancuran Bellamy dan krunya.
Kematian Black Sam Bellamy dan Bangkai Kapal Bajak Laut Whydah
Selama sekitar satu tahun, Samuel Bellamy berlayar dengan penuh kemenangan mengelilingi Karibia dan Atlantik.
Mereka menangkap lebih dari 50 kapal dan mengumpulkan kekayaan yang lebih dari 140 juta dolar atau sekitar Rp2 triliun.
'Prestasi' itu menjadika dia dan krunya sebagai bajak laut terkaya yang pernah ada.
Namun pada April 1717, Bellamy memutuskan untuk kembali ke Cape Cod.
Mungkin berharap untuk membuktikan kesuksesannya kepada keluarga Hallet, dia berkata kepada krunya:
“Anak-anak, kita sudah cukup. Waktunya pulang."
Namun, keberuntungannya telah habis.
Saat mereka berlayar pulang, badai dahsyat tiba-tiba menerpa lepas pantai Massachusetts.
Dan pada tanggal 26 April 1717, Whydah yang perkasa terjun ke laut yang gelap, membawa hartanya dan kru Bellamy bersamanya.
Semua kecuali dua orang tewas dalam kecelakaan itu.
Dan, selama bertahun-tahun, bangkai kapal mereka tetap tak tersentuh di bawah ombak.
Baru pada tahun 1984 penjelajah bawah laut Barry Clifford menemukan Whydah di lepas pantai Wellfleet, Massachusetts.
Sampai hari ini, penemuan itu tetap menjadi satu-satunya bangkai kapal bajak laut yang pernah ditemukan dari Zaman Keemasan Pembajakan.
Sejak itu, penyelam telah menemukan lebih dari dua ratus ribu artefak, termasuk meriam, ribuan koin, 400 perhiasan, dan banyak lagi.
Tetapi para penyelam berharap untuk menemukan sesuatu yang lebih berharga.
Mereka berharap menemukan jenazah Sam Bellamy.
Dan pada Februari 2021, para penyelam menemukan tulang belulang manusia di Whydah yang mungkin adalah Samuel Bellamy — “Robin Hood” yang gagah dan demokratis di laut lepas.
(*)