Saat itu, Hatta sahur di rumah Admiral Maeda usai rapat persiapan kemerdekaan yang rampung pada pukul 03.00.
Rapat yang telah dirembuk semalaman itu akhirnya rampung pada hari ke-9 Ramadhan tahun 1364 Hijriah.
Teks proklamasi pun selesai dibuat dan segera diketik oleh Sayuti Melik di waktu sahur tersebut.
"Sahur.... sahur!" terdengar suara dari luar rumah Maeda yang menunjukkan waktu untuk sahur bagi umat Islam yang akan berpuasa.
"Waktu itu bulan puasa. Sebelum pulang, aku masih dapat makan sahur di rumah Admiral Maeda."
Baca Juga: Apa Tujuan dan Hasil Kesepakatan dari Peristiwa Rengasdengklok? Yuk Simak Selengkapnya Berikut Ini
"Karena tidak ada nasi, yang kumakan ialah roti, telur, dan ikan sarden, tetapi cukup mengenyangkan," kata Hatta dalam bukunya Menuju Gerbang Kemerdekaan yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2011.
Satsuki Mishina yang merupakan asisten rumah tangga Maeda dan satu-satunya perempuan di rumah tersebut adalah orang yang menyiapkan makanan itu.
Ia pun segera menghidangkan masakannya kepada para perumus proklamasi yang berkumpul di rumah Maeda.
Tidak hanya Hatta, di rumah Maeda juga ada Soekarno, Achmad Soebardjo, dan Sayuti Melik.
Mereka menyantap makan sahur, sedangkan Sayuti Melik menyelesaikan tugasnya untuk mengetik naskah proklamasi dengan mesin ketik yang ada di Konsulat Jerman dekat rumah Maeda.