Menguak Kronologi dan Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok, Golongan Muda Tetap Tahu Kekalahan Jepang Meski Jepang Sudah Melarang Mendengarkan Radio

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com- Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok terkait kekalahan Jepang pada Perang Dunia II setelah dibom atom Sekutu.

Kedudukan Jepang di Perang Dunia II semakin terdesak. Setelah Jerman dan Italia kalah di benua Eropa, negara-negara fasis terdesak Sekutu.

Pasukan Amerika makin mendekati Jepang.

Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945.

Pada 9 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Nagasaki.

Baca Juga:Yang Dilakukan Para Pemuda Terhadap Soekarno-Hatta adalah Operasi militer, Bukan Penculikan

Bersamaan Rusia mengumumkan perang terhadap Jepang.

Kaisar Jepang Hirohito (Tenno Heika) menyadari, ambisi membangun imperium Asia Timur Raya tidak akan tercapai akibat serangan bom atom.

Ia memerintahkan tentaranya menghentikan perang.Maka, Sekutu tidak menjatuhkan bom atom ketiga di Tokyo.

PPKI

Jenderal Besar Hisaichi Terauchi (Panglima Tentara Umum Selatan) membuat keputusan pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus 1945.

Baca Juga:Fakta Tak Terungkap, Indonesia Hampir Saja Gagal Memproklamasikan Kemerdekaan

Dengan pembentukan PPKI maka BPUPKI dianggap bubar.

Pembentukan PPKI mengisyaratkan, bangsa Indonesia bebas berpendapat dan melakukan kegiatan sesuai kesanggupannya.

Meski begitu, pemerintah Jepang tetap mengajukan persyaratan, yaitu: Untuk mencapai kemerdekaan harus menyelesaikan perang yang dihadapi bangsa Indonesia.

Dengan turut membantu perjuangan bangsa Jepang memperoleh kemenangan akhir dalam Perang Asia Timur Raya.

Negara Indonesia yang merupakan anggota Lingkungan Kesemakmuran Bersama Asia Timur Raya harus mempunyai cita-cita yang sama dengan pemerintah Jepang sesuai semangat Hakko-Ichiu.

Baca Juga:Proklamasi Mundur Sehari karena Rengasdenglok (1)

Keanggotaan PPKI dipilih oleh Jenderal Besar Terauchi diawali dengan memanggil tiga tokoh pergerakan nasional yaitu Soekarno, Moh Hatta dan Rajidman Widyodiningrat.

Pertemuan diadakan di Dalat (Saigon), Vietnam Selatan.

Di pertemuan itu, Jenderal Besar Terauchi menyampaikan pemerintah Jepang memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.

Untuk pelaksanaannya dibentuk PPKI sambil menunggu persiapan selesai.

Wilayah Indonesia setelah kemerdekaan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.

Baca Juga:Jadi Tempat 'Disembunyikannya' Soekarno-Hatta oleh Golongan Muda Menjelang Kemerdekaan RI, Inilah 7 Fakta Rengasdengklok

PPKI terdiri atas 21 anggota yang terpilih dari seluruh Indonesia.

Ketua PPKI adalah Soekarno dan Wakil Ketua PPKI adalah Moh Hatta.

Seluruh anggota PPKI sama sekali tidak ada yang melibatkan orang Jepang.

Ketiga tokoh pergerakan nasional tersebut kembali ke Jakarta pada 14 Agustus 1945.

Sementara itu, golongan pemuda mendengar Sekutu memberi ultimatum pada Jepang untuk menyerah tanpa syarat (unconditional surrender).

Jepang mematuhi ultimatum tersebut dan menyerah tanpa syarat pada 15 Agustus 1945.

Walau kekalahan Jepang tersebut dirahasiakan, tetapi sampailah berita tersebut ke Indonesia berkat ketangkasan para pemuda.

Baca Juga:Banyak yang Mempertanyakan Alasan Mengapa Soekarno Tak Puasa Ramadan Saat Proklamasi Kemerdekaan? Ternyata Begini Jawabannya

Penyebab peristiwa Rengasdengklok

Ketegangan antara golongan tua dan golongan muda muncul dalam menyikapi peristiwa kekalahan Jepang dari Sekutu saat Perang Dunia II pada 15 Agustus 1945.

Ketegangan muncul akibat perbedaan pandangan tentang kapan saat tepat mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia antara golongan muda dan golongan tua.

Informasi yang sedikit soal perkembangan Perang Dunia II, khususnya Perang Asia Timur Raya, karena pemerintah Jepang dengan tegas melarang penduduk Indonesia mendengarkan radio luar negeri.

Berkat keuletan para pemuda terutama yang bekerja di kantor berita Jepang, maka informasi mengenai pidato Kaisar Hirohito tentang Jepang menyerah tanpa syarat ke Sekutu dapat sampai ke Indonesia.

Sutan Syahrir yang mendengar berita kekalahan Jepang dari Sekutu melalui radio gelap mendesak Soekarno-Hatta segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu izin dari Jepang.

Baca Juga:Benarkah Tak Ada Sinergi antara Perjuangan Bung Karno dan Para Pemuda?

Tidak puas dengan jawaban Soekarno dan Hatta, golongan muda mengadakan rapat, menyampaikan tuntutan, melalui perdebatan sengit dengan golongan tua agar Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia segera dilaksanakan.

Untuk menjauhkan golongan tua dari pengaruh Jepang, golongan muda menculik Soekarno Hatta ke Rengasdengklok, Karawang, sekitar 60 kilometer di sebelah timur Jakarta.

Tetapi, upaya golongan muda menekan Soekarno Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan terlepas dari pengaruh Jepang belum berhasil.

(*)

Artikel Terkait