Penulis
Intisari-Online.com - Soal konflik Laut China Selatan, Amerika Serikat (AS) tidak akan membiarkan China bertindak seenaknya.
Oleh karenanya, AS dilaporkan akan mempertahankan militernya di salah satu negara yang bermusuhan dengan China terkaitkonflik Laut China Selatan.
Militer AS telah mendapatkan kesepakatan besar dengan Filipina.
Dilansir dari express.co.uk pada Minggu (1/8/2021), kesepakatan itu didapatkanMenteri Pertahanan AS Lloyd Austin saat bertemu Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Kedua negara sepakat untukmemastikanAS memiliki pangkalan di Asia jika China memutuskan untuk melancarkan perang habis-habisan.
Tak hanya itu, AS dan Filipina jugamemungkinkan untuk melakukan latihan militer.
Langkah tersebut dipandang sebagai langkah vital oleh AS untuk "menyeimbangkan" China yang semakin agresif dan asertif seiring meningkatnya kekhawatiran tentang apa yang dapat dilakukan Xi Jinping selanjutnya di Laut China Selatan.
Reporter DW News JC Gotinga menjelaskan bagaimana kesepakatan penting itu akan berarti AS mempertahankan kehadiran militer yang cukup besar di Asia.
“Ini akan dianggap sebagai kemenangan besar bagi Filipina dalam hal postur pertahanan yang kredibel."
"Dan itu adalah kemampuan untuk menghadapi kemungkinan agresi dari China."
Dia menjelaskan bagaimana AS adalah satu-satunya sekutu Filipina yangsepakat dalamperjanjian militer.
Gotinga menambahkan bagaimana perjanjian itu, yang disebut Perjanjian Pasukan Kunjungan, memungkinkan latihan militer antara kedua negara.
“Para ahli menyetujui Perjanjian Pasukan Kunjungan ‘memberikan gigi’ pada aliansi antara Filipina dan AS."
“Yang berarti tanpa itu, bahkan jika ada aliansi di atas kertas, jika ada kebutuhan bagi Amerika Serikat untuk datang ke Filipina dalam arti militer.”
“Akan sangat sulit untuk melakukannya mengingat pangkalan terdekat AS mungkin adalah Jepang, Guam atau Hawaii."
“Berbeda dengan memiliki pasukan dan beberapa asetnya yang sudah ada di Filipina.”
Diketahuikehadiran angkatan laut AS di Indo-Pasifik dilihat oleh banyak negara Asia Tenggara sebagai "penyeimbang" untuk kebangkitan China.
Beijing telah mengklaim sebagian besar Laut Cina Selatan.
Bahkan berani membangun pulau-pulau buatan untuk Angkatan Laut dan Angkatan Udaranya.
SebelumnyaFilipina tak mudah menerima tawaran AS untuk membangun pangkalan militernya di Filipina.
BahkanFilipina menyatakan bila AS ingin membangun pangkalan militer ataumemperpanjang pangkalan militer beserta pasukan di negara itu, maka AS harus bayar.