Lagi-lagi Seantero Indonesia Tertipu Video Viral, Usai 'Tambal Ban Online' Kini Seorang Wanita Disebut Jual Hasil Tes Antigen, Padahal Ini Faktanya

Ade S

Penulis

Video viral petugas berbaju hazmat menjual hasil tes antigen

Intisari-Online.com -Di awal-awal penerapan PPKM Darurat, warganet Indonesia dihebohkan oleh sebuah video dengan topik 'tambal ban online'.

Dalam video tersebut, terlihat seorang petugas Satpol PP tengah melakukan sosialisasi terkait PPKM Darurat.

Salah satu lapak yang kemudian mendapatkan giliran untuk diberi sosialisasi PPKM Darurat adalah sebuah bengkel tambal ban.

Petugas Satpol PP, seperti terlihat dalam video tersebut, menyebutkan bahwa kini semua kegiatan usaha harus dilakukan secaraonline

Baca Juga: Viral Video Warga Papua Diseret dan Ditindih Oknum TNI AU, Terungkap Awal Mula hingga Kondisi Korban

"Mulai hari ini sampai tanggal 20, tidak ada melayani, kecualionline," tutur petugas Satpol PP itu.

Sebuah pernyataan yang kemudian dijawab oleh tukang tambal ban dengan mempertanyakan apakah usahanya juga harus berjalan secaraonline.

"Tambal ban online, Pak?"tanya tukang tambal ban.

Tak perlu waktu lama, video tersebut pun beredar tak hanya di media sosial namun juga di berbagai aplikasi pesan singkat.

Baca Juga: Viral Video Pasien Covid-19Diikat, Diseret, dan Dipukuli oleh Warga, Ternyata Setelah Diselidiki Polisi Begini Kejadian Sebenarnya, Istri dan Anaknya Saja Langsung Hal Ini

Narasi yang beredar tidak lain bahwa petugas Satpol PP tersebut memukul rata bahwa semua unit usaha harus dijalankan secara daring.

Sebuah narasi yang tentu saja berujung pada kritikan, bahkan tidak sedikit berisi cacian kepada petugas tersebut.

Setelah diselidiki, ternyata video yang beredar ternyata merupakan potongan dari video aslinya.

Padahal, dalam video asli yang tidak dipotong, petugas Satpol PP yang tutur katanya sangat ramah dan santun tersebut mempersilakan tukang tambal ban untuk tetap beroperasi.

Usai tukang tambal ban bertanya apakah tambal ban juga harus dilakukan secaradaring, petugas Satpol PP memberikan izin.

"Tambal ban monggo. Pakai masker ya, Pak," demikian ujar sang petugas.

Hoaks petugas jual hasil tes antigen

Bak belum selesai kisah video 'tambal ban online', warganet Indonesia kini lagi-lagi tertipu sebuah video dengan narasi menyesatkan.

Baca Juga: Berjibaku Menyelamatkan Nyawa Saat Ditenggelamkan Banjir, Beginilah Kisah Mencekam Banjir di Stasiun Bawah Tanah China, 'Aku Tak Bisa Bernapas'

Dalam sebuah video yangviraldi media sosial, terlihat seorang wanita mengenakan baju hazmat tengah membagikan surat hasilrapid test antigen di dalam bus.

Melalui video berdurasi 1 menit 38 detik tersebut, dinarasikan bahwa petugas tersebut menjual hasil tes seharga Rp90.000 yang berlaku selama 24 jam.

Mengetahui dirinya direkam, wanita tersebut pun sempat menyatakan ketidaksukaannya.

"Bapak kalau gambar saya diviralin saya enggak ikhlas ya," ujar wanita itu.

Banyak warganet yang kemudian mengecam wanita dalam video tersebut yang disebut mencari celah di tengah aturan PPKM Darurat.

Namun, setelah ditelusuri, ternyata narasi yang beredar seperti dalam video tersebut tidaklah benar.

Klinik Assalam Medical Center 3 (AMC 3) Tanjung Bintang yang merupakan tempat wanita berbaju hazmat bertugas membantah narasi video.

Dalam klarifikasinya,Penanggung Jawab (Pj.) Klinik AMC 3, dr Pipit Yuliarpan menyebut bahwa video tersebut direkam diRest Area Km 33B Tol Bakauheni Lampung Selatan.

Baca Juga: Jadi Bulan-bulanan Warganet Se-Indonesia Usai Diduga Suntik Tanpa Tekan Jarum, Vaksinator di Karawang: 'Saya Tarik Dagingnya, Lalu Suntik, Kemudian...'

Hanya saja, dalam klarifikasinya, Pipit menuturkan bahwa narasi dalam video tersebut tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

"Video tersebut hanya menunjukan proses akhir dari rangkaian alur pemeriksaan Rapid Test Antigen yang kami laksanakan, yaitu pendaftaran, pemeriksaan, pembayaran dan pembagian hasil," kata Pipit seperti dilansir dari kompas.com, Rabu (28/7/2021).

Proses pembayaran dan pembagian hasil terpaksa dilakukan did alam bus karena adanya permintaan dari pengemudi bus yang menyebut para penumpangnya tidak mau mematuhi prosedur.

"Ini karena permintaan pengemudi yang penumpangnya tidak bisa dikoordinir melakukan pembayaran secara kolektif sebgaimana yang dilakukan penumpang bus-bus lainnya," kata Pipit.

Jadi, sekali lagi jangan mudah membagikan video yang belum dipastikan kebenaran narasi yang disematkan di dalamnya, ya.

Baca Juga: Sikap Kalemnya Dipuji Warganet, Inilah Praka Izroi, Sosok Paspampres yang Viral Usai Dihadang dan Dibentak Petugas Penyekatan PPKM

Artikel Terkait