Penulis
Intisari-Online.com - Konflik China vs India tidak juga menemukan titik terang.
Padahalkedua negara telahmengadakan 11 putaran pembicaraan tingkat komandan militer untuk mengakhiri kebuntuan perbatasan mereka.
Bahkantentara India secara teratur memantau kegiatan PLA di lapangan di perbatasan Ladakh.
Sementara itu, dilansir dari 24h.com.vn, Senin (2/7/2021) awal pekan ini, perusahaan manufaktur pesawat Rusia Sukhoi meluncurkan model pesawat tempur siluman terbaru yang disebut "Checkmate".
Pesawat tempur bermesin tunggal ini menarik perhatian karena harganya yang murah namun tetap memiliki fitur siluman.
Rusia berharap segera memiliki mitra asing untuk memesan pesawat tempur siluman baru.
Sukhoi Group mengatakan Checkmate memiliki kecepatan tertinggi 2.400 km/jam, jangkauan 3.000 km dan mampu membawa 7,4 ton senjata .
Model pesawat tempur ini akan take off pertama kali pada 2023, proses pengiriman akan dimulai pada 2026.
Rusia berencana memproduksi 300 pesawat jenis ini dalam 15 tahun ke depan, menggantikan armada yang sudah usang.
Menurut Wei Dongxu, seorang analis militer di Beijing, desain aerodinamis menunjukkan bahwa Checkmate memiliki kemampuan siluman yang lebih baik daripada Su-57.
Di antara pesawat tempur siluman generasi ke-5 saat ini, hanya F-35 versi AS yang diekspor.
Perusahaan Amerika Lockheed Martin hanya memproduksi 100-200 F-35 setahun dan selalu menjualnya ke sekutu.
Sedangkan harga pesawat tempur Checkmate hanya sekitar $30 juta atau Rp 435 miliar, jauh lebih murah dibandingkan harga F-35 yang sekitar $100 juta atau Rp 1,4 triliun.
Mitra teratas yang dapat membeli jet tempur ini adalah India.
Sebelumnya India juga sudah membeli banyak jet tempur Rusia, menurut Song Zhongping, seorang komentator militer di Beijing.
Seperti AS, Rusia akan memprioritaskan penjualan pesawat tempur siluman kepada mitra dan sekutu, dan India adalah pelanggan paling potensial karena dapat dibeli dalam jumlah besar.
India telah bernegosiasi dengan Lockheed Martin untuk membeli jet tempur F-35, tetapi kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan.
India masih sangat membutuhkan pesawat tempur siluman generasi ke-5, setelah bentrokan perbatasan dengan China tahun lalu.
Sejauh ini, China telah membawa pesawat tempur siluman J-20 ke garis depan, namun India belum memiliki jawaban yang sepadan, selain model pesawat tempur Rafale yang dibeli dari Prancis. Rafale bukanlah pesawat tempur siluman dan hanya sebanding dengan model Su-35.
India pernah menyumbangkan modal untuk membangun pesawat tempur siluman Su-57 dengan Rusia, tetapi menarik diri karena "tidak mencapai kemampuan tempur yang diharapkan".
“Secara keseluruhan, Rusia memiliki keunggulan dalam hal mesin pesawat dan desain aerodinamis yang unik."
"Tetapi sistem pengendalian tembakan dan peperangan elektronik masih relatif ketinggalan zaman,” kata Song.
(*)