Penulis
Intisari-online.com - Komando Pasukan Katak, atau kita kenal dengan sebutan Kopaska, adalah pasukan militer Indonesia dari TNI Angkatan Laut (AL).
Mereka telah banyak menjalankan misi penting, salah satunya adalah ketika merebut Papua 1962.
Operasi dengan nama sandi Jayawijaya ini dilakukan pada Agustus 1962, dengan misi merebut Papua dari Belanda.
Sebelum berangkat, Kopaska melakukan sejumlah persiapan pertempuran laut.
Mereka juga mematikan beragam senjata yang dibawa ke Papua.
Dari sekian banyak senjata yang disiapkan dan dibawa oleh Kopaska, ada satu benda yang cukup penting bagi mereka, yaitu kondom.
Ternyata kondom juga menjadi salah satu benda, yang selalu dibawa Kopaska saat menjalankan misi penting, termasuk saat dikerahkan ke Papua.
Namun, pada saat itu stok kondom yang terbatas sebelum berangkat bertempur membuat Kopaska risau.
Menurut Urip Santoso, perwira Kopaska yang pada saat itu berpangkat Mayor, mengatakan kekurangan kondom adalah masalah yang penting.
Kisahnya bermula pada saat itu, pasukan yang dikerahkan tiba dari Surabaya ke Jakarta diantar ke gudang senjata di Penataran Angkatan Laut (PAL).
Tujuannya untuk membawa senjata dan peralatan yang dibutuhkan saat perang.
Stok senjata yang tersisa tak sesuai harapan jumlahnya tak seberapa karena sudah dibawa pasukan lain dalam operasi Jayawijaya.
"Senjata yang masih tersisa adalah semacam senjata mitraliur buatan Swedia, Madsen, Beberapa pucuk laras panjang yang tersisa, apa boleh buat," kata Urip Santoso kala itu, dikutip dari buku Apa Boleh Buat, Maju Terus! Ingatan dan Pengalaman Adelborst Indonesia Selama dan Setelah Pendidikan pada Koniklijk Institut Voor De Marine 1949-2002.
Namun, bukan senjata tersisa yang membuat risau, justru jumlah kondom yang tersisa yang lebih penting.
Karena kondom disini akan menjadi benda pamungkas saat melawan Belanda.
"Kalaupun ada kontak dengan lawan itu pasti jarak dekat. Yang kami risaukan sekali adalah jumlah kondom yang tersisa sangat terbatas," kata Urip kala itu.
Menurutnya, Kondom adalah benda penting bagi Kopaska karena mereka melakukan operasi di bawah air.
Kondom digunakan sebagai detonator atau pembungkus bahan peledak maupun sambungan tertentu untuk beroperasi di bawah air.
"Kondom sangat vital, kami menggunakannya untuk membuat detonator maupun sambungan tertentu untuk detonasi yang kedap air," ujarnya.
Singkatnya, kondom ialah untuk membungkus bahan peledak dan detonator ketika melakukan demolisi bawah air.
Terlihat nyeleneh dan sepele memang, namun harus diakui jika kondom sangat penting bagi Kopaska tatkala melaksanakan misi peledakan bawah air.
Bahkan saat melaksanakan misi Trikora, personil Kopaska sudah membayangkan bakal kesulitan jika tak ada kondom.