Find Us On Social Media :

Peristiwa Rengasdengklok, Golongan Pemuda Tak Mau Kemerdekaan Indonesia Jadi 'Hadiah Jepang,' Bung Karno: 'Kalau Tak Percaya, Gorok Leher Saya'

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 25 Juli 2021 | 17:26 WIB

Saat Bung Karno dan Bung Hatta membacakan teks proklamasi usai peristiwa Rengasdengklok.

Intisari-Online.com - Detik-detik menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 memang penuh dengan 'drama', termasuk peristiwa Rengasdengklok.

Ya, 'drama' muncul pada mereka yang sebenarnya sama-sama menginginkan Indonesia merdeka.

Saking tegangnya hari-hari menjelang kemerdekaan Indonesia, Bung Karno saat itu sampai berujar "kalau tak percaya, gorok saja leher saya."

Wah, bagaimana seorang Bung Karno sampai berteriak demikian?

Mari kita simak kisahnya yang diambil dari sudut pandang Sayuti Melik, sang pengetik naskah kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Klise Foto Proklamasi 17 Agustus yang Lalu, Dikubur Sebulan agar Tak Diambil Jepang

Wanita yang dalam foto lama tampak berdiri di sebelah kanan Ibu Fatmawati Soekarno tatkala Sang Saka Merah Putih dikibarkan untuk pertama kalinya pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah Nyonya S.K. Trimurti. Doktoranda (eko-nomi) Sulastri Karma Trimurti.

la istri Sajuti Melik yang tulisan-tulisannya tentang Marhaenisme dan Soekamoisme banyak dibaca orang.

Beberapa hari sebelum peristiwa bersejarah tersebut, Sajuti Melik dan istrinya dipanggil ke Jakarta oleh Bung Karno. S.K. Trimurti termasuk murid Bung Karno angkatan pertama.

Dengan datang ke Jakarta, mereka kemudian menjadi salah satu saksi utama peristiwa bersejarah sekitar tanggal 17 Agustus 1945.

Baca Juga: Jangan Sampai Terlewat Nonton Detik-detik Proklamasi Hari Ini, Istana Jamin akan Ada Kejutan