Find Us On Social Media :

Banjir Parah di China, Ahli Meteorologi Ungkap Penyebabnya hingga Greenpeace Telah Beri Peringatan Tentang Curah Hujan Ekstrem di Wilayah Ini

By Tatik Ariyani, Kamis, 22 Juli 2021 | 12:32 WIB

Banjir di stasiun kereta bawah tanah di Zhengzhou, di provinsi Henan China, setelah hujan deras pada 21 Juli.

Intisari-Online.comHujan deras di Provinsi Henan, China tengah, yang menyebabkan banjir parah telah menewaskan sedikitnya 25 orang sekaligus merupakan yang terparah dalam 60 tahun.

 

Melansir The Global Times, Rabu (21/7/2021), ahli meteorologi mengatakan hujan deras di Provinsi Henan mungkin akibat dari topan dekat China Selatan dan topografi wilayah, di antara faktor-faktor lainnya.

Sirkulasi atmosfer yang stabil telah berkontribusi pada curah hujan yang tersisa di bagian tengah dan barat Henan, kata Administrasi Meteorologi China (CMA) dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada The Global Times pada hari Rabu.

Tekanan tinggi subtropis Pasifik Barat dan tekanan tinggi benua masing-masing tetap stabil di Laut Jepang dan barat laut China, menyebabkan sistem cuaca bertekanan rendah antara keduanya mandek dan jarang bergerak di wilayah Huanghuai China, jelas CMA.

Baca Juga: 'Air di Dalam Kereta Mencapai Setinggi Dada', Begini Kondisi Mengerikan Ketika Banjir Parah Melanda China, Merendam Kereta Bawah Tanah hingga Listrik Rumah Sakit Terpaksa Dipadamkan

Ahli meteorologi dengan CMA mencatat bahwa Topan In-Fa, yang terbentuk pada hari Minggu dan mendekati Provinsi Fujian China Timur, juga memberikan pengaruh yang cukup besar di Henan bahkan dari jauh, karena menawarkan pasokan uap air yang melimpah ke curah hujan jangka panjang di Henan, bahkan sebelum turun.

The Global Times mengetahui dari National Marine Environmental Forecasting Center (NMEFC), yang berafiliasi dengan Kementerian Sumber Daya Alam China, pada Rabu pagi bahwa Topan In-Fa kemungkinan akan mendarat di provinsi Zhejiang dan Fujian di China Timur pada Minggu pagi.

Dan karena dampak topan, perairan selatan di Laut China Timur telah melihat gelombang tinggi enam sampai 10 meter, mendorong NMEFC untuk memulai peringatan oranye untuk gelombang dan peringatan biru untuk gelombang badai pada Rabu sore.

Lanskap unik yang dibawa dari Gunung Taihang dan Gunung Funiu di provinsi tersebut telah memungkinkan daerah curah hujan yang kuat untuk tetap stabil dan mandek di daerah dekat pegunungan, kata mereka.

Baca Juga: Eropa Dilanda Bajir Parah, Ternyata Tak Hanya Pemanasan Global Penyebabnya, Apa Lagi?