Find Us On Social Media :

Tak Kalah dari Cleopatra, Temui Nefertiti si Penguasa Mesir Kuno yang Paling Misterius dan Diduga Menyamar Jadi Pria

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 16 Juli 2021 | 15:25 WIB

Nefertiti si Ratu Mesir

Nefertiti menghilang dari catatan sejarah sekitar tahun ke-12 dari 17 tahun pemerintahan Akhenaten.

Dia mungkin telah meninggal pada saat itu, tetapi ada kemungkinan dia menjadi wakil bupati resmi suaminya dengan nama Neferneferuaten.

Akhenaten diikuti sebagai firaun oleh Smenkhkare, yang menurut beberapa sejarawan mungkin merupakan nama lain untuk Nefertiti.

Ini bukan tanpa preseden: Pada abad ke-15 SM firaun perempuan Hatshepsut memerintah Mesir dengan menyamar sebagai seorang pria, lengkap dengan janggut palsu untuk upacara.

Jika Nefertiti mempertahankan kekuasaan selama dan di luar tahun-tahun terakhir Akhenaten, ada kemungkinan dia memulai pembalikan kebijakan agama suaminya yang akan membuahkan hasil pada masa pemerintahan Raja Tut.

Baca Juga: Mesir Kuno Dipimpin oleh Seorang Firaun Raksasa Setinggi 2,2 Meter, Ilmuwan Ungkap Fakta-fakta Berikut Ini

Pada satu titik Neferneferuaten mempekerjakan seorang juru tulis untuk membuat persembahan ilahi kepada Amun, memohon agar dia kembali dan menghilangkan kegelapan kerajaan.

Patung Nefertiti

Pada tanggal 6 Desember 1913, sebuah tim yang dipimpin oleh arkeolog Jerman Ludwig Borchardt menemukan sebuah patung yang terkubur terbalik di reruntuhan berpasir di lantai bengkel galian pematung kerajaan Thutmose di Amarna.

Sosok yang dicat itu menampilkan leher ramping, wajah proporsional yang anggun, dan topi baja silinder biru yang aneh dengan gaya yang hanya terlihat dalam gambar Nefertiti.

Tim Borchardt memiliki kesepakatan untuk membagi artefaknya dengan pemerintah Mesir, sehingga patung itu dikirim sebagai bagian dari bagian Jerman.

Sebuah foto yang buruk diterbitkan dalam jurnal arkeologi dan patung itu diberikan kepada penyandang dana ekspedisi, Jacques Simon, yang memajangnya selama 11 tahun berikutnya di kediaman pribadinya.

Baca Juga: Tinggi Kalangan Firaun Berbeda Jauh dengan Rakyat Biasa, Rupanya Praktik Incest Jadi 'Biang Keladinya,' Kok Bisa?

(*)